Kalau kita perhatikan gerakan asyairoh di era modern ini, kita akan dapatkan salah satu ciri mereka adalah permusuhannya terhadap Ibnu Taimiyah. (Lihat An Nasyat Al Asy'ari Al Mu'aashir, Muhammad Baroo Yasin, 60-70)
Hal ini bukan tanpa dasar. Ibnu Taimiyah adalah diantara sosok yang telah berhasil menjelaskan akidah salaf kepada umat dan menopangnya dengan argumen argumen baik akal maupun naql. Beliau pun mengkritik kesalahan kelompok kelompok yang menyimpang dari madzhab salaf.
Diantara kelompok yang paling sering beliau kritik, tentu saja adalah asyairoh. Hal itu dikarenakan madzhab asyari adalah madzhab mayoritas ketika itu. Banyak para ulama dan umat islam yang menganggap madzhab asyari lah madzhab yang benar.
Karena hal itu, ditambah dengan "naik daun"nya beliau dihadapan umat islam ketika itu sebagai ulama besar, -terutama setelah kontribusi beliau pada peperangan menghadapi tatar-, banyak yang akhirnya timbul hasad kepada beliau.
Ibnu Taimiyah pun berkali kali difitnah telah membawa ajaran sesat. Beliaupun berkali kali disidang. Tidak jarang dipenjara. Hingga meninggal pun beliau dipenjara karena tuduhan yang tidak berdasar.
Namun Ibnu Taimiyah tidak sendirian. Walaupun mereka bisa memenjarakan Ibnu Taimiyah, hingga beliau meninggal dipenjara, tapi pemikiran dan karya karya beliau tetap hidup.
Allah karuniakan kepada beliau murid murid dan para pengikut yang melanjutkan perjuangan beliau, bahkan hingga saat ini!
Atas karunia Allah dan jasa kerajaan saudi, buku buku Ibnu Taimiyah pun dicetak dan di sebarkan. Pemikiran beliau di pelajari dan di dakwahkan. Nama beliau pun harum semerbak di segala penjuru, sebagai seorang mujtahid, pembaharu, dan syaikhul islam.
Orang yang membaca buku buku Ibnu Taimiyah dan menelaah metode dan argumen beliau dengan niat murni mencari kebenaran, tanpa hawa nafsu dan tanpa fanatisme golongan, akan mengetahui kalau kebenaran di pihak beliau.
Akan didapatkan juga dalam kitab kitab beliau sikap proposonal dan adil kepada asyairoh. Walaupun beliau masif mengkritik asyairoh, dan beliau pun mendapat perlakuan yang kurang baik dari sebagian ulama asyairoh di jamannya, namun beliau tetap bersikap proposonal kepada para tokoh asyairoh.
Ibnu Taimiyah selalu mengatakan kalau asyairoh adalah ahlu sunnah jika dibandingkan dengan syiah atau muktazilah. Beliau juga mengatakan, kalau di suatu tempat tidak ada ahlul hadis, maka asyairoh lah ahlu sunnahnya.
Ketika membandingkan asyairoh dengan kelompok lain semisal muktazilah, jahmiyah, syiah, filsafat dsb, beliau selalu mengedepankan asyairoh. Dan mengatakan kalau asyairoh adalah kelompok yang paling dekat dengan sunnah.
Beliau tidak segan memuji para tokoh asyairoh, mengapresiasi kontribusi mereka terhadap umat, membela argumen mereka jika memang benar, serta membantah jika ada yang memfitnah atau menuduh niat mereka.
Bahkan ada kejadian besar, yang harus menjadi pelajaran bagi para ulama dan para dai.
Ketika Ibnu Taimiyah di bebaskan dari penjara di mesir, karena fitnah dan tuduhan dari sebagian ulama asyairoh dan lainnya. Sulton Nashir yang ketika itu kembali berkuasa, dan punya hubungan baik dengan Ibnu Taimiyah pun menawarkan untuk menghukum para ulama dan tokoh tokoh yang telah berbuat buruk kepada beliau.
Beliaupun langsung menjawab, "Jangan kau lalukan itu, siapa yang nanti akan bersama orang orang awam jika mereka dibunuh!!".
Sebelum beliau meninggal pun, diceritakan ada seorang alim asyari yang datang kepada beliau meminta maaf, beliaupun mengatakan, kalau beliau sudah menghalalkan semua perlakuan buruk yang beliau terima.
Tentu kisah Ibnu Taimiyah dengan asyairoh tidak sesederhana ini. Banyak kejadian kejadian lain dalam hidup beliau yang harus menjadi pelajaran bagi para duat dan thullab ilmi.
Di buku yang merupakan desertasi doktoral penulis ini, cukup panjang beliau mengulas kehidupan Ibnu Taimiyah. Cukup apik juga beliau menjabarkan madzhab asyari. Dari sejarah kemunculan, tokoh tokohnya, hingga akidahnya serta kritikan dari Ibnu Taimiyah. Ditambah ada penjelasan penting tentang bagaimana metode Ibnu Taimiyah dalam membantah asyairoh.
#اعرف_ابن_تيمية
Abu hanin assalemi