BANYAKNYA KEMATIAN MENDADAK SEBAGAI TANDA DEKATNYA KIAMAT
Mungkin baru-baru ini kita sering mendengar banyaknya kematian seseorang yg mendadak tanpa didahului oleh sakit atau musibah apapun.
Sebagaimana yg diisyaratkan oleh nabi ﷺ tentang banyaknya peristiwa kematian mendadak adalah tanda2 dekatnya kiamat;
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مِنِ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى الْهِلالُ قِبَلا ، فَيُقَالُ : لِلَيْلَتَيْنِ ، وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدَ طُرُقًا ، وَأَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجَاءَةِ
Dari Anas bin Mâlik, dia meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ‘ini tanggal dua’, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan munculnya (banyaknya) kematian mendadak.[HR Thabarani dalam al-Mu’jamush Shaghîr 2/261, no. 1132]
Namun apakah kematian mendadak adalah tanda2 husnul khatimah ?!
Maka sesungguhnya dalam tinjauan syariat hal itu bukan merupakan kekhususan dari tanda2 seseorang mendapatkan husnul khatimah. Karena kematian mendadak bisa terjadi pada siapa saja; apakah dia mukmin, pelaku maksiat, atau bahkan orang kafir.
Dalam sebuah hadits nabi ﷺ bersabda;
عَنْ عَائِشَةَ ، قَالَتْ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ : مَوْتُ الْفُجَاءَةِ تَخْفِيفٌ عَلَى الْمُؤْمِنِ ، وَأَخْذَةُ أَسَفٍ عَلَى الْكَافِرِ
Dari ‘Aisyah, ia berkata: Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kematian mendadak adalah keringanan terhadap seorang mukmin, dan siksaan yang membawa penyesalan terhadap orang kafir”.[HR Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf, no. 6.781]
Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa kematian mendadak adalah bentuk azab Allah bagi para pelaku maksiat dan orang kafir.
« مَوْتُ الْفَجْأَةِ أَخْذَةُ أَسَفٍ ».
“Kematian mendadak adalah siksaan yang membawa penyesalan”.[HR Ahmad]
Dengan demikian, para ulama menjelaskan bahwa kematian mendadak bisa menjadi kebaikan bagi seorang mukmin yang telah mempersiapkan diri menghadapi kematian dan selalu memperhatikannya. Sedangkan bagi pelaku maksiat dan orang kafir, maka sangatlah jelas, karena dengan kematian mendadak, ia tidak sempat bertaubat dan terhalangi dari membuat wasiat kebaikan dan tidak mempersiapkan untuk (bekal) akhirat dengan taubat, dan amal-amal shalih lainnya.
Maka yang perlu diperhatikan adalah apakah di akhir kehidupan kita Allah tetapkan diatas keimanan, dan apakah kita telah bertaubat atas dosa-dosa kita, dan telah melakukan banyak amal sholih.
Atau bahkan sebaliknya saat kematian itu datang, ternyata terdapat bibit kemunafikan atau kekafiran dalam diri kita, terus menerus melakukan maksiat dan kekafiran, hingga Allah matikan diatas kemaksiatan dan kekafiran. Waliyyadzubillah..
Sebagaimana sebuah ungkapan para ulama menyebutkan;
يموت المرء على ما عاش عليه
SESEORANG AKAN MATI DIATAS KEBIASAAN SELAMA HIDUPNYA
Semoga Allah ﷻ mengkaruniakan kita semua khusnul khatimah.
آمِـــــيْنْ يارب العالمين
Ustadz hafit muhammad fahruzi