Jumat, 05 Januari 2024

makruh

AHLUL HISAP DAN AHLUL BID’AH 

Sebagian orang mengatakan, MEROKOK itu makruh. Ditinggalkan dapat pahala, dikerjakan tidak berdosa. 

Mereka tidak tahu bahwa para ulama juga mendefinisikan makruh itu dengan arti haram. 

المكروه عند العلماء: المكروه قد يطلقُ على الحرامِ عند كثيرٍ من العلماء المتقدمين. شرح الكوكب المنير (1 /409).

Makruh itu disisi (menurut) ulama : Makruh itu kadang disebut juga haram menurut banyak ulama terdahulu. (Syarah Al Kaukab Al Munir 1/409)

Berkata Imam Taqiyuddin Assubki rahimahullah, 

وفى المكروه ثلاث اصطلاحات أحدها الحرام فيقول الشافعي أكره كذا ويريد التحريم وهو غالب إطلاق المتقدمين

“Makna makruh itu ada tiga istilah. Salah satunya adalah haram. Imam Syafii suka berkata, “Aku memakruhkan ini.” Maksudnya adalah mengharamkan. Ini sering digunakan oleh para ulama terdahulu..” (Al Ibhaj 1/60)

Berkata Imam Alaudin Al Mardawi rahimahullah, 

يطلق المكروه ويراد به الحرام وهو كثير من كلام الإمام أحمد وغيره من المتقدمين

“Makruh sering dipakai untuk makna haram. Dan ini banyak dalam ucapan imam Ahmad dan ulama terdahulu..” (Attahbir Syarh Takhyir 3/1008). 

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, 

فالسلف كانوا يستعملون الكراهة في معناها الذي استعملت فيه في كلام الله و رسوله 

``Para salaf mereka menggunakan kata (Al Karahah (yang dibenci)) sesuatu yang buruk sebagaimana makna yang dipergunakan dalam firman Allah dan sabda RasulNya.

ولكن المتأخرون اصطلحوا على تخصيص الكراهة بما ليس بمحرم و تركه أرجح من فعله 

Akan tetapi orang-orang belakangan mengistilahkan khusus makna makruh kepada sesuatu yang bukan haram dan kepada makna meninggalkannya lebih disukai daripada melakukannya. 

ثم حصل من حمل منهم كلام الأئمة على الإصطلاح الحديث فقط، و أقبح غلطا منه من حمل لفظ '' الكراهة'' أو لفظ ''لا ينبغي'' في كلام الله و رسوله على المعنى الصطلاحي الحديث

 Kemudian disimpulkanlah oleh sebagian mereka yang membawa perkataan para imam tersebut kepada istilah hadits saja. Dan kelirulah orang yang membawa lafazh "Al Karahah" atau lafazh ''la yanbaghi" dalam kalam Allah dan RasulNya, kepada makna istilah hadits. (I'laamul Muwaqqi'in juz 1 halaman 35). 

Contohnya, orang yang berjalan dimuka bumi dengan sombong, ini merupakan perbuatan haram, yang pelakunya akan mendapatkan dosa. Namun dalam larangan tersebut ditulis makruh. 

Allah Ta'ala berfirman, 

وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الأرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولا (37) كُلُّ ذَلِكَ كَانَ سَيِّئُهُ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوهًا (38) }

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan som­bong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi, dari sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. Semua kejahatannya itu adalah amat dibenci di sisi Tuhanmu. Al Isro 37-38.

Berkata Ibnu Katsir rahimahullah, 

وقوله تعالى : ( كل ذلك كان سيئه عند ربك مكروها ) أما من قرأ سيئة أي : فاحشة فمعناه عنده كل هذا الذي نهينا عنه من قوله : ( ولا تقتلوا أولادكم خشية إملاق ) إلى هاهنا فهو سيئة مؤاخذ عليها ( مكروها ) عند الله لا يحبه ولا يرضاه 

Firman Allah Ta'ala:

Semua kejahatan itu adalah (makruhan) amat dibenci di sisi Tuhanmu. (Al-Isra: 38)

Menurut orang yang membacanya sayyi-uhu yakni kejahatannya. Makna yang dimaksud menurutnya ialah bahwa semua apa yang telah Kami larang dimulai dari firman-Nya:

Dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut kemiskinan. (Al-Isra: 31)

Surat Al-Isra sampai dengan ayat 38 ini memaparkan perbuatan-perbuatan DOSA yang pelakunya akan DIHUKUM karenanya dan perbuatan-perbuatan itu tidak disukai serta dibenci oleh Allah, Allah tidak meridhainya. (Tafsir Ibnu Katsir). 

Nah bagaimana dengan merokok, yang sebagian orang dimasukkan hukumnya ke hukum makruh karena disamakan dengan makan bawang atau makan jengkol yang mengandung bau-bauan? 

Orang yang makan bawang tidak membahayakan dirinya dan tidak membahayakan orang lain. Tidak seperti orang merokok, membahayakan dirinya dan membahayakan orang lain.

Mereka pun beralasan, "Ah tidak membahayakan diri sendiri kok, tuh saya sehat-sehat saja!" Eh mas bercermin tuh, bibir hitam dan gigi kekuning-kuningan dan menghitam, apa karena makan arang?

Ya wis repot dengan ahlul hisap, sama ngeyelnya dengan ahlul bid'ah. Merasa amalannya benar dan tidak merusak dirinya dan orang lain.

AFM

Copas dari berbagai sumber