JANGAN BANTU SETAN SAAT SAUDARAMU TERGELINCIR KE DALAM DOSA!!
Syaikh Ibrahim bin Amir Al Ruhaily di sesi tanya jawab malam ini mendapatkan pertanyaan, "Syaikh yang kami muliakan, mohon nasehat tentang da'i yang tekena fitnah wanita, hingga terjadi chat mesra di jejaring sosial dan ikhtilat."
Saya kira Syaikh akan menjawab, "Allahulmusta'an, apa-apaan ini. Ini dilakukan orang awam saja salah besar, nda pantas, apalagi dai...."
Namun ternyata Syaikh menyampaikan tanggapan yang sangat lembut, penuh kasih sayang, layaknya sosok ayah yang menasehati anaknya.
Beliau menyampaikan:
"Berikan nasehat kepadanya dan jangan pernah menjadi teman atau membantu setan dalam hal ini. Suatu sikap yang gegabah adalah ketika melihat seorang dai atau penuntut ilmu yang Istiqomah jatuh dalam kesalahan kemudian langsung digoreng, diviralkan, disebarkan kemana-mana. Seakan ia menganggap dengan kesalahan itu sang dai telah keluar dari agama.
Respon yang tepat adalah, tutup aibnya, berikan nasehat dengan lembut, rangkul dan sayangi dia.
Hati-hati anda mencela orang salah, itu bisa saja membuat anda terjatuh dalam kesalahan yang sama bahkan bisa lebih parah. (Karena merendahkan pendosa adalah bentuk kesombongan dan ujub pada diri).
Dahulu di zaman Nabi juga terjadi perzinahan, seorang sahabat yang berzina itu kemudian bertaubat dengan sungguh-sungguh jujur kepada Allah, lalu Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam- memujinya, (menjaga martabatnya bahkan mengangkat martabatnya dengan bersabda,
لَقَدْ تَابَتْ تَوْبةً لَوْ قُسِمَتْ بَيْن سبْعِينَ مِنْ أَهْلِ المدِينَةِ لوسعتهُمْ، وَهَلْ وَجَدْتَ أَفْضَلَ مِنْ أَنْ جَادَتْ بِنفْسهَا للَّهِ
"Sungguh ia telah bertaubat dengan jujur. Andai saja taubatnya itu dibagikan kepada tujuh puluh penduduk Madinah, maka akan cukup untuk menghapus dosa-dosa mereka. Adakah pernah engkau menemukan seorang yang lebih utama dari orang yang suka mendermakan jiwanya semata-mata karena mencari keridhaan Allah ‘Azza wa jalla ?!" HR. Muslim)
(Saat ada seorang sahabat yang minum khomr, lalu sahabat tersebut di hukum had, selesai nenjalani hukuman ada seorang sahabat lainnya yang mencelanya dengan mengucapkan,
أخزاك الله
"Semoga Allah menghinakanmu."
Lalu Nabi melarang dengan tegas, beliau mengatakan,
لا تقولوا هكذا، لا تعينوا عليه الشيطان
"Jangan kau berucap seperti itu. Jangan jadi penolong setan untuk menghancurkan saudaramu." HR. Bukhari)
Para wali dan orang shalih bukanlah orang yang tak pernah jatuh dalam kesalahan. (Bisa jadi yang anda cela itu telah menangis dengan penuh rasa bersalah dan hina di hadapan Allah, sebuah tangisan yang bisa memadamkan api neraka, sementara anda diliputi oleh sikap ujub dan sombong di hadapan Allah yang akan menyalakan api neraka?!)
Bahkan sekelas para Nabi saja para ulama berbeda pendapat apakah mereka ma'shum dari dosa-dosa kecil atau tidak?!
Maka bertakwalah kepada Allah, dan sayangilah saudaramu.
--
Tambahan dari kami:
Coba renungkan respon Nabi kepada sahabat wanita yang berzina yang hadisnya kami nukil di atas. Tak terucap sedikitpun ucapan menyalahkan, merendahkan. Nabi merespon dengan penuh kepedulian dan kasih sayang. Beliau lebih memilih membantu orang salah untuk keluar dari kesalahannya, daripada hanya menyalahkan dan merendahkan.
** yang bertanda kurung adalah tambahan dari kami, untuk menambahkan penekanan pesan Syaikh.
--
Catatan dauroh #8 bersama Syaikh Ibrahim Ar Ruhaily -hafidzahullah-.
Pondok Pesantren Imam Bukhari Solo 28 Jumadil akhir 1445 H
Ditulis oleh:
Ahmad Anshori
@ahmadanshori.aan
https://remajaislam.com/4034-jangan-bantu-setan-saat-saudaramu-tergelincir-ke-dalam-dosa.html