Jumat, 19 Januari 2024

Ilmu Syar'i Adalah Pemberian Allah -

-- Ilmu Syar'i Adalah Pemberian Allah --

Imam Ibnul Qayyim berkata:

‏وأما سعادة العلم فلا يورثك إياها إلا بذل الوسع وصدق الطلب وصحة النية. (مفتاح دار السعادة ١/١٠٨) 

“Adapun kebahagiaan ilmu syar'i tidak dapat diraih kecuali dengan: 1) Mengerahkan kemampuan dalam belajar. 2) Kejujuran dalam belajar. 3) Niat yang benar.”

Inilah kemuliaan ilmu, ia dicari bukan diwarisi begitu saja tanpa perjuangan. Faktor terbesar agar bersemangat dalam menuntut ilmu syar'i adalah keikhlasan niat dan jujur kepada Allah dalam belajar. Orang yang ikhlas bagaikan seberkas cahaya dan api yang menyala untuk meraih ilmu.

Ilmu syar'i adalah hibah (pemberian) dari Allah. Allah tidak akan memberikannya kecuali kepada hamba-Nya yang berhak, disebabkan keikhlasannya. 

Israil bin Yunus berkata:

منْ طلب هذا العلم الله ، شَرفَ وسَعدَ في الدنيا والآخرة ، ومن لم يطلبه الله خسر الدنيا والآخرة

“Barangsiapa belajar ilmu ini (Syar'i) karena Allah, maka ia akan mulia dan bahagia di dunia dan Akhirat. Barangsiapa yang mempelajarinya karena selain Allah, maka akan merugi di dunia dan Akhirat.”

Sesungguhnya sejauh mana kejujuran kita kepada Allah dan keikhlasan kita dalam menuntut ilmu Syar'i, maka seluas itu pula hafalan dan pemahaman kita tentang ilmu yang kita miliki. 

Ibnu Abbas berkata, 

إنما يحفظ الرجل على قدر نيته  (الجامع للخطيب ١٨٤٣) 

“Seseorang bisa menjaga ilmunya seukuran niatnya. ”

Imam Asy-Syaukani berkata, 

إن الحسن النية وإخلاص العمل تأثيراً في هذا المعنى (أي في حفظ العلم وفهمه والتحمس لطلبه) ، فمن تعكست عليه أموره من طلبة العلم، أو أكلف عليه مطالبه وتضايقت مقاصده، فليعلم أنه بذنب أصيب ، وبعدم إخلاصه عوقب ، أو أنه أصيب بشيء من ذلك محنة له وابتلاء واختباراً ، لينظر كيـف صبره واحتماله ، ثم يفيض عليه بعد ذلك من خزائن الخير ومخازين العطايا (أدب الطلب ومنتهى الأدب, ص ١٣٣) 

“Sesungguhnya baiknya niat dan ikhlasnya amal sangat berpengaruh dalam menghapal ilmu, memahami dan bersemangat mencarinya. Barangsiapa tujuan belajarnya terbalik, atau dibebani banyak tuntutan dan keinginan, maka hendaknya dia menyadari bahwa dosa telah menimpanya, karena ketidakikhlasannya, atau itulah ujian baginya untuk mengetahui sejauh mana kesabaran dan ketabahannya (dalam menuntut ilmu). Setelah itu ia akan dilimpahi segudang kebaikan dan pemberian.

Imam Ibnu Qayyim berkata, 

المطلب الأعلى موقوف حصوله على همة عالية ونية صحيحة فمن فقدهما تعذر عليه الوصول إليه (الفوائد ص ١٤٤) 

“Pencapaian cita-cita yang tinggi tergantung kemauan yang tinggi dan niat yang suci. Barangsiapa kehilangan keduanya, maka dia tidak akan bisa mencapainya.”

✍🏻 Andre Satya Winatra
Jakarta - Batam, 7 Januari 2024