AYO MENGENAL HADIS! (3)
Berapa jumlah hadis yang ada?
Ini pertanyaan penting bagi setiap pemelajar hadis, tetapi kerap diabaikan dan tak terbahas. Pertanyaan ini penting baginya karena memang, setelah memahami pengertian dan susunan hadis, ia perlu memiliki gambaran tentang seberapa luas cakupan materi hadis. Sebagaimana pemelajar Tajwid dan Tafsir perlu memiliki gambaran tentang isi Al-Quran serta jumlah surah dan ayatnya, maka begitu pula pemelajar hadis terhadap jumlah hadis.
Ibarat melakukan perjalanan ke suatu kota, seseorang perlu tahu berapa jauh jarak yang akan ditempuhnya. Tanpa wawasan itu, ia tak akan mengerti seberapa banyak bekal, tenaga, dan waktu yang perlu ia sediakan. Di tengah jalan ia juga tak akan punya bayangan seberapa panjang perjalanan yang masih harus dituntaskan, sehingga menjadi bimbang atau terus berjalan tanpa target dan kejelasan. Demikian halnya pemelajar hadis yang tidak punya gambaran akan jumlah dan cakupan hadis yang perlu dipelajarinya.
Jadi, pertanyaan mengenai berapa jumlah hadis adalah pertanyaan mendasar yang perlu didapatkan jawabannya semenjak awal. Yang diperlukan bukanlah jawaban berupa bilangan yang persis, melainkan sekadar bilangan perkiraan yang kiranya cukup untuk memberikan gambaran tentang peta luas materi hadis di awal-awal. Dengan wawasan dasar ini, pemelajar hadis dapat membuat rencana belajarnya tepat sasaran. Hanya saja, pertanyaan ini tidak dapat langsung dijawab. Mengapa?
Karena yang dimaksud dengan "jumlah hadis" itu bermacam-macam. Hadis bisa dihitung berdasarkan jumlah total sajian sanad dan matannya, bisa berdasarkan kesamaan puncak sanadnya, dan bisa pula berdasarkan kesamaan matannya. Dengan perhitungan total sajian, hadis yang matannya sama akan terhitung 2 hadis bila dicantumkan oleh 2 penyusun kitab dengan sanad yang tunggal. Dengan penghitungan puncak sanad, 2 sajian ini dihitung 1 hadis saja bila berpuncak pada sahabat Nabi yang sama. Adapun dengan penghitungan matan, 2 riwayat yang puncak sanadnya berbeda akan dihitung sebagai 1 hadis saja asalkan matannya sama atau serupa. Ada pula bentuk penghitungan lainnya yang belum kita ulas di sini.
Ambil contoh, Imam Bukhari dan Muslim (di Shahihain) sama-sama menyajikan hadis tentang Malaikat Jibril yang bertanya kepada Rasullullah mengenai Iman, Islam, dan Ihsan. Hadis ini punya 2 sanad di Sahih Bukhari dan 3 sanad di Sahih Muslim serta sama-sama berpuncak pada ke Abu Hurairah. Imam Muslim juga menyajikan hadis serupa melalui 8 jalur sanad lainnya yang berpuncak pada Umar bin Al-Khaththab. Dengan penghitungan matan, semua ini hanya dihitung sebagai 1 hadis saja. Dengan perhitungan puncak sanad, ini adalah 2 hadis (hadis Abu Hurairah dan hadis Umar). Adapun dengan perhitungan berdasarkan total sajian, jumlahnya menjadi 13 hadis (yaitu 2+3+8). Jumlah ini pun baru berdasarkan dua kitab, belum ditambah dengan sajian di referensi lainnya.
Sebagai bocoran, perkiraan jumlah hadis nabawi di Shahihain berdasarkan total sajiannya adalah 22.328 hadis, yang tersebar di 10.597 tempat di kedua kitab. Adapun berdasarkan puncak sanad jumlahnya berkisar antara 3.563-4.066 hadis saja, lalu berdasarkan matan bisa dirangkum menjadi sekitar 2.500 hadis saja. Menjadi 11 persen-an dari hitungan total! Inilah jumlah hadis nabawi di dua kitab yang hampir semua isinya disepakati sahih dan valid.
Bagaimana dengan yang lain? Bukankah kedua kitab tersebut tidak mencakup semua hadis nabawi yang sahih?
Betul, dan kitab serta referensi hadis amatlah banyak. Beberapa di antaranya sudah tidak lagi lestari (tidak sampai ke kita secara utuh). Akan tetapi, alhamdulillah, kitab-kitab yang masih lestari terjamin sudah mencakup semua hadis nabawi yang sahih dan dibutuhkan Umat. Sanad-sanad yang tersedia sudah cukup untuk kajian di Ilmu Tamyiz (Ilmu Seleksi Validitas Hadis) sehingga bisa dinyatakan bahwa tidak akan ada hadis sahih yang hilang dari Sejarah atau tidak lagi terdeteksi.
Nah, melalui kerja-kerja penghimpunan hadis dari seluruh referensi yang tersedia (termasuk Shahihain), ditemukan bahwa jumlah maksimalnya adalah 40-50 ribu hadis, berdasarkan penghitungan puncak sanad. Dari puluhan ribu ini bisa diperkirakan hadis nabawi yang sahih adalah seperlimanya, yaitu 10-an ribu hadis. Lalu berdasarkan matan bisa dirangkum lagi menjadi 4-5 ribu hadis saja, alias sekitar dua kali lipat dari yang tercantum di Shahihain!
Lantas bagaimana dengan informasi bahwa para ulama hadis itu dulu hafalannya adalah sekian ratus ribu hadis? Bukankah itu berarti telah banyak sekalli hadis-hadis yang hilang?
Tentu saja tidak! Diceritakan bahwa Imam Muslim menguasai 300.000 hadis, Imam Bukhari menguasai 600.000 hadis, Abu Zur`ah menghafal 700.000 hadis, dan Imam Ahmad menghafal satu juta hadis. Ini tidak aneh karena yang dimaksudkan adalah hadis dalam penghitungan sesuai total jalur sanadnya. Di samping itu, jumlah tersebut juga mencakup selain hadis nabawi, yaitu riwayat-riwayat tentang atsar (perkataan serta perbuatan) para sahabat dan tabiin.
Adapun khusus hadis nabawi, apalagi dihitung berdasarkan matannya, dan berdasarkan yang sahih saja, jumlahnya akan terangkum dalam kisaran 5 ribu hadis. Semuanya itu akan khatam dalam satu setengah tahun bila insyaallah kita menyimak 10 hadis dalam sehari. Anda berminat?
Ustadz nidhol