SIKAP ORANG BODOH YANG BENAR
Imam ath-Thabarani rahimahullah dalam kitabnya "al-Mu'jam al-Ausath" (no. 5511) meriwayatkan sebuah hadits :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي خَيْثَمَةَ ، قَالَ : نَا سَعِيدُ بْنُ عُثْمَانَ الْكُرَيْزِيُّ ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الأَنْصَارِيُّ ، نَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي حُمَيْدٍ ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ ، عَنْ جَابِرٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " لا يَنْبَغِي لِلْعَالِمِ أَنْ يَسْكُتَ عَلَى عِلْمِهِ ، وَلا يَنْبَغِي لِلْجَاهِلِ أَنْ يَسْكُتَ عَلَى جَهْلِهِ " ، قَالَ اللَّهُ جَلَّ ذِكْرُهُ : فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ سورة النحل آية 43
"....dari Jabir radhiyallahu anhu beliau berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda : "tidak sepatutnya bagi orang yang berilmu diam atas ilmunya dan tidak sepatutnya juga bagi orang yang bodoh diam atas kebodohannya, Allah Berfirman : "bertanyalah kepada ahli dzikir (ahli ilmu), jika kalian tidak mengetahui" (QS. An Nahl : 43)".
Imam al-Haitsamiy dalam kitabnya "Majma'u az-Zawaa`id" (no. 751) memberikan penilaian untuk hadits diatas :
رواه الطبراني في الأوسط ، وفيه محمد بن أبي حميد ، وقد أجمعوا على ضعفه .
"Diriwayatkan oleh ath-Thabarani dalam al-Ausath. Didalam sanadnya ada perawi yang bernama Muhammad bin Abi Humaid, para ulama telah bersepakat atas kedhoifannya".
Guru Imam al-Haitsami, yakni Al Hafidz al-'Iraqi rahimahullah dalam "Takhrijnya atas kitab Ihya Ulumuddin" memberikan keterangan untuk hadits diatas :
أخرجه الطَّبَرَانِيّ فِي الْأَوْسَط وبن مرْدَوَيْه فِي التَّفْسِير وَابْن السّني وَأَبُو نعيم فِي رياضة المتعلمين من حَدِيث جَابر بِسَنَد ضَعِيف
"Diriwayatkan oleh ath-Thabarani dalam "al-Ausath", Ibnu Mardawaih dalam "Tafsirnya", Ibnu as-Suniy, dan Abu Nu'aim dalam "Riyaadhoh al-Muta'allimiin" dari hadits Jaabir dengan sanad dhoif".
Namun sekalipun hadits diatas dhoif namun maknanya shahih. Yaitu orang yang berilmu janganlah ia diam ketika ditanya tentang suatu permasalahan yang ia ketahui. Abu Thalib al-Makkiy rahimahullah dalam kitabnya "Quut al-Quluub" tatkala menjelaskan salah satu makna dari firman Allah yang tertera dalam hadits diatas, beliau mengatakan :
والمعنى الثاني يدل على أن العلماء سكوت حتى يسألوا فإذا سئلوا وجب عليه أن يجيبوا لقوله تعالى لمن لا يعلم فاسئلوا
"Makna yang kedua menunjukkan bahwa ulama itu diam sampai mereka ditanya, jika mereka ditanya maka wajib memberikan jawaban, karena Firman-Nya kepada orang yang tidak tahu untuk bertanya kepada para ulama".
Adapun kepada orang yang bodoh hendaknya ia tidak berdiam diri saja, bertanyalah atau belajarlah sehingga kebodohan terangkat kepada dirinya. Imam Ahmad pernah berkata : "ilmu itu suatu yang tidak ada bandingannya bagi orang yang niatnya benar". Bagaimanakah benarnya niat itu wahai Abu Abdillah? Tanya orang-orang kepada beliau. Maka beliau menjawab : "yaitu berniat untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya sendiri dan orang lain" (Dinukil dari Syarah Hilyah Thalibil Ilmi).
Abu Thalib al-Makkiy rahimahullah menukil lafazh hadits yang tidak beliau nisbatkan kepada salah satu Aimah hadits dengan lafazhnya :
لا ينبغي للجاهل أن يستقر على جهله
"Tidak sepatutnya bagi orang yang bodoh untuk tetap diatas kebodohannya".
Marilah kita move on dari kebodohan kita terhadap agama ini dengan menuntut ilmu kepada ahlinya agar selamat di dunia dan akhirat.
Abu Sa'id Neno Triyono