Kunci Sukses Penyebaran Pemikiran Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab (Perspektif Jurnalistik)
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah salah satu orang yang berpengaruh pada abad ke-19 hingga masa kini. Pemikirannya dikaji dimana-mana, mulai masjid, sekolah, pesantren, hingga perguruan tinggi di dunia Islam.
Pro dan kontra, demikian masyarakat dunia menilai sosoknya. Bagi pendukungnya, Ibnu Abdil Wahab dianggap sebagai mujaddid, sedangkan bagi yang yang tidak suka, ia dianggap sebagai penghalang dakwah.
Berdasarkan sudut pandang jurnalistik, ada beberapa poin yang membuat pemikiran Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab diikuti oleh masyarakat dunia, yaitu:
1) Menulis dengan Cadas
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab memilki banyak karya, dan yang paling banyak beliau tulis adalah tentang tauhid.
Kitab-kitab beliau populer di dunia Islam, seperti Kitab Tauhid, Al Ushul Ats Tsalatsah, Al Ushul As Sittah, Nawaqidul Islam, Fadhlul Islam, Al Qawa'id Al Arba', Kasyfu Syubuhat, Ushul Iman, dan lain-lain.
Jika diperhatikan, tulisan hasil karya beliau laris dikaji orang, karena isinya bernas dan cadas.
Yang beliau tulis bukan sekedar karya biasa, kemudian dilupakan orang, tapi karya yang mengagetkan orang yang membacanya.
2) Aktif Membantah
Karya yang beliau tulis sering menyentil pendapat-pendapat yang lazim dilakukan orang.
Ziyarah kubur, membuat bangunan di atas kuburan, dan tawasul, adalah hal yang membuat pihak lain merespon keras pendapat syaikh.
Meskipun Syaikh menjelaskan dengan rinci, tapi banyak orang yang kurang jeli dalam memahami tulisan.
Pembahasan yang beliau angkat seperti click bait pada masa kini. Banyak orang keburu emosi dulu dengan hanya membaca judulnya.
3) Tanpa Basa-Basi
Hasil karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab kebanyakan terus terang apa adanya, tanpa kalimat berputar maju mundur, tapi langsung ditulis judul, kemudian ayat Al Quran, hadits, dan atsar sahabat.
4) Argumen yang Kuat
Amaliyah masyarakat zaman itu yang dinilai tidak sesuai dengan Al Quran dan Sunnah, langsung dibantah dan diluruskan, dengan menyodorkan dalil, sehingga pihak yang berseberangan bingung melawan dengan cara apa.
5) Gaya Tulisan yang Mudah Dipahami
Hampir semua karya-karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dapat dipahami oleh pembelajar bahasa Arab pemula. Bahasa yang disampaikan sangat mudah dimengerti oleh thalibul ilmi tingkat dasar.
Ambil contoh kitab Ushul Tsalatsah. Betapa banyak buku ini dijadikan praktek membaca bagi para pembelajar bahasa Arab untuk melatih kemampuan maharatul qiraahnya.
Hal ini pun diakui oleh Syaikh Prof. Dr. Sa'ad Asy Syatsri, saat beliau membuka daurah kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab di Masjid Al Rajhi Riyadh awal November 2024.
Kata beliau: "Karya-karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab selalu ditulis dengan uslub yang mudah dipahami oleh orang."
6) Anti Mainstream
Pemikiran yang dipaparkan oleh beliau tidak seperti umumnya orang. Beliau berani bersuara dan melawan arus mainstream yang kuat.
Kebiasaan-kebiasaan masyarakat berupa perbuatan syirik dan bid'ah, disampaikan dengan tegas tanpa tedeng aling-aling.
Pemikiran yang diutarakan beliau bukanlah hal baru dalam khazanah keilmuan Islam, hanya saja, kala itu, orang-orang yang memiliki pendapat seperti beliau kurang muncul di permukaan.
7) Rajin Menulis Hak Jawab
Saat orang-orang ramai membicarakan pemikiran yang disampaikan oleh syaikh, beliau tidak lari dari kejaran orang, tetapi menghadapi dengan gagah berani.
Tuduhan-tuduhan yang diarahkan kepada beliau dijawab satu-satu, baik langsung maupun dengan cara mengirim surat.
Salah satu surat yang terkenal adalah yang ditujukan kepada Warga Qashim. Dimana beliau menjelaskan akidah yang dipegang dengan rinci, juga sanggahan terhadap fitnah yang ditujukan kepada beliau.
Penutup
Dari segi konten penulisan berdasarkan perspektif jurnalistik, beliau termasuk orang yang melampaui zamannya.
Isi karyanya berupa gabungan antara fakta, sentilan, goncangan, kritik, dan upaya perbaikan untuk umat.
---
Riyadh, 16 November 2024
Ustadz budi marta saudin