Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam seorang profesional, sejak sebelum diutus sebagai Nabi.
Sebelum menjadi utusan Allah Ta'ala, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam dikenal sebagai seorang yang profisonal.
Beliau membantu pamannya Abu Thalib memenuhi kebutuhan keluarganya dengan cara bekerja menggembala kambing milik orang orang Quraisy dengan imbalan sejumlah uang. (Al Bukhari)
Imam Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan hikmah menggembala kambing sebelum diutus sebagai rasul. Kambing adalah hewan yang lemah, mudah dimangsa oleh binatang buas, sampaipun binatang buas yang relatif kecil semisal srigala atau yang sejenis.
Sebagaimana kambing adalah hewan yang ketika digembala suka berpencar, pencar, sehingga dibutuhkan kemampuan untuk mengumpulkan kambing kambing itu agar tidak ada yang hilang atau diterkam binatang buas.
Patut diketahui, bahwa jumlah kambing yang beliau sangat banyak, mengingat kambing kambing yang beliau gembalakan, bukan hanya milik satu orang, namun milik banyak orang. Sedangkan beliau menggembalanya hanya seorang diri.
Kondisi di atas tentu membutuhkan keahlian dan ketekunan y ang luar biasa.
Bisa dibayangkan, para penduduk Makkah memilih beliau untuk menggembala domba domba mereka, sedangkan kebanyakan mereka memiliki budak yang bisa melakukannya. Walau demikian, beliau menjadi pilihan mereka untuk menggembala domba domba mereka.
Pilihan ini bukan karena faktor kebetulan atau keterpaksaan karena tidak ada penggembala sewaan lainnya. Pilihan mereka ini tentu beralasan, kepiawaian beliau dalam menggembala domba, sehingga tidak ada domba yang hilang, dan semua domba bisa kembali kepada pemiliknya dengan selamat dan kenyang.
Patut anda ketahui juga bahwa beliau shallallahu 'alaihi wa sallam sejak kecil dikenal sebagai seorang yang AMIIN alias sangat dipercaya.
Ketika suku suku Quraisy memperebutkan siapakah yang akan meletakkan kembali Hajar Aswad pada posisi semua, yaitu seusai pemugaran Ka'bah, mereka semua akhirnya secara aklamasi menyepakati Beliau sebagai orang yang mendapat kepercayaan meletakkannya kembali ke posisinya semula. (Al Mustadrak oleh Al Hakim 1/628, riwayat no 1683)
Begitu terkenalnya sifat amanah ini, sehingga siapapun yang hendak menitipkan barang atau hartanya, baik dair penduduk Makkah atau luar Makkah, maka beliaulah orang yang menjadi kepercayaan mereka untuk hal ini.
Orang yang memiliki tingkat kepercayaan sebesar ini, tentu tidak mungkin kekurangan pekerjaan apalagi menjadi pengangguran.
Kebayang bukan, bagaimana kesibukan beliau menjaga dan merawat titipan dan amanat banyak orang. Beliau menerima titipan banyak orang ini tanpa pamprih dan tanpa pilih kasih, sehingga urusan ini saja tentu sudah sangat menyibukkan hari hari beliau, mengingat beliau hidup di kota Makkah yang merupakan pusat peradaban orang orang arab kala itu dan menjadi tujuan semua orang arab yang berhaji atau umrah atau berniaga atau tujuan lainnya.
Petugas parkiran motor saja sibuk banget, padahal mereka narik upah, apalagi orang seperti beliau.
Dan pada saat yang sama, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengasah skil perniagaan, sehingga beliau mendapat kepercayaan dari Khadijah untuk mengelola perdagangannya ke negri Syam.
Pada kerjasama perniagaan ini, Khadijah memberinya bagian atau upah yang jauh lebih besar dibanding yang biasa beliau berikan kepada partner dagang beliau lainnya.
Andai beliau tidak memiliki skil perniagaan, mana mungkin saudagar kaya raya seperti Khadijah mau mempercayakan perniagaannya kepada beliau, apalagi dengan imbalan yang lebih besar dibanding yang biasa beliau berikan kepada selainnya. Padahal banyak orang yang sangat berharap bisa menjalin kerjasama dengan saudagar kaya, pemilik modal besar seperti Khadijah.
Walaupun tidak dikisahkan secara detail perniagaan beliau di kota Makkah, namun kepercayaan Khadijah ini membuktikan bahwa beliau juga menjalankan prktek praktek perniagaan, mengingat kota Makkah adalah kota perniagaan.
So, pendek kata, salah besar bila ada yang beranggapan bahwa sebelum menikah dengan Khadijah beliau adalah seorang pemuda pengangguran. Na'uzubillah min zalika.
Kawan! Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam wajib kita jaga kehormatannya, jangan sampai pernah kita menggadaikan kehormatan beliau dengan kepentingan apapun.
Semoga bermanfaat, dan semoga Allah Ta'ala berkenan mempertemukan kita dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam surga-Nya, amiin.
Ustadz Dr muhammad arufin badri Ma