Jumat, 22 November 2024

Jangan bilang makan adami, atau jihah adamiyah.

Jangan bilang makan adami, atau jihah adamiyah.

Salah pemberangkatan (misleading) kalau mengatakan bahwa Ibnu Taimiyah punya konsep makan adami atau jihah adamiyah.

Kronologinya tidak demikian.

Kronologinya secara sederhana adalah:

1. Ibnu Taimiyah menolak mengatakan "Allah fii makaan" atau "Allah fii jihah"

2. Lalu kalau orang tetap bertanya: Apakah Allah fii makaan? Maka pertanyaan ini tidak langsung dijawab, melainkan diklarifikasi terlebih dahulu:

Apa maksud Antum dengan "fii makaan"?

Dalam hal ini, yg dimaksud dengan "fii" adalah "di/di dalam" (bukan "di atas"). Lalu apa maksud Antum dengan "makaan"?

Kalau yg dimaksud dengan "makaan" dalam ucapan tersebut adalah perkara wujudi, maka jelas Allah tidak berada di dalam suatu objek riil (wujudi) apapun.

Sehingga kalau maksudnya demikian, maka tentu Allah bukan di dalam makaan (bila yg dimaksud dengan makaan adalah suatu entitas tertentu), sebab itu jadinya Allah diwadahi oleh sesuatu yg lain.

*Tapi kalau yang dimaksud dengan makaan adalah perkara adami, maka maksud dari perkataan "Allah fii makaan" hanyalah berarti bahwa Allah ada secara terpisah dari yang lain (Ada pada posisinya sendiri, bukan ada di dalam yg lain).. dan tentu ini benar, yaitu Allah ada secara mandiri dan terpisah dari yang lain (tetapi tidak perlu ditegaskan bahwa "Allah fii makaan" sebab kosakata "makaan" sudah menjadi ambigu apa maksudnya.)*

Seperti itu.
_________________
Kumpulan faidah Ustadz Nidlol Masyhud -hafidzahullah-
ustadz nurhadi