Minggu, 17 November 2024

*Akhlak Para Tokoh Besar:* *Keteguhan Syaikh Al-Albani rahimahullah dan Ketidakberpihakannya kepada Kerabatnya

أَخْلَاقُ الْكِبَارِ:  
قُوَّةُ الشَّيْخِ الْأَلْبَانِيِّ وَعَدَمُ مُحَابَاتِهِ لِأَقْرِبَائِهِ:  
وَلَدُهُ عَبْدُ الْمُصَوِّرِ الَّذِي تَغَيَّبَ فِي أَمْرِيكَا عِدَّةَ أَعْوَامٍ، هَذَا الْوَلَدُ إِذَا نَظَرْتَ فِي وَجْهِهِ اسْتَحْيَيْتَ مِنْ فَرْطِ أَدَبِهِ!!  

*Akhlak Para Tokoh Besar:*  
*Keteguhan Syaikh Al-Albani rahimahullah dan Ketidakberpihakannya kepada Kerabatnya:* 
 
Putra beliau rahimahullah, (yang bernama) Abdul Mushawwir, yang telah tinggal di Amerika selama beberapa tahun. Anak ini, jika engkau melihat wajahnya, engkau akan merasa malu karena kesopanannya yang luar biasa!

جَاءَ عَبْدُ الْمُصَوِّرِ مِنْ أَمْرِيكَا وَذَهَبَ إِلَى الْجَامِعَةِ، فَقَالُوا لَهُ: مَا مَعَكَ تَزْكِيَةٌ وَأَنْتَ ابْنُ الشَّيْخِ الْكَبِيرِ؟!  
اِذْهَبْ وَأَحْضِرْ إِجَازَةً مِنْ وَالِدِكَ!  
لِأَنَّ هَذَا عِنْدَنَا إِجْرَاءٌ رُوتِينِيٌّ لَابُدَّ مِنَ اسْتِيفَائِهِ.  

Abdul Mushawwir datang dari Amerika dan pergi ke universitas. Mereka bertanya kepadanya: "Apa yang kamu bawa sebagai rekomendasi, sementara kamu adalah anak dari Syaikh besar?"  
Mereka berkata: "Pergilah dan dapatkan izin (surat rekomendasi) dari ayahmu, karena ini adalah prosedur rutin yang harus dipenuhi."

فَجَاءَ إِلَى وَالِدِهِ - وَنَحْنُ جُلُوسٌ فِي بَيْتِهِ -  
وَتَلَطَّفَ غَايَةَ التَّلَطُّفِ فِي طَرْحِ قَضِيَّتِهِ عَلَى وَالِدِهِ.  
فَالشَّيْخُ الْأَلْبَانِيُّ قَالَ لَهُ: تُرِيدُ تَزْكِيَةً؟  
📃 قَالَ: نَعَمْ.  
قَالَ: اِئْتِنِي بِوَرَقَةٍ وَقَلَمٍ.  

Kemudian ia datang kepada ayahnya—saat kami sedang duduk di rumahnya—dan dengan sangat santun ia menyampaikan kebutuhannya kepada ayahnya.  
Syaikh Al-Albani rahimahullah  berkata kepadanya: "Kamu ingin rekomendasi?"  
📃 Ia menjawab: "Iya."  
Syaikh berkata: "Bawakan aku kertas dan pena."

وَنَحْنُ أَخَذْنَا الْأَمْرَ عَادِيًّا وَطَبِيعِيًّا أَنَّهُ سَيُعْطِي لِابْنِهِ إِجَازَةً.  
📃 فَكَتَبَ فِي الْوَرَقَةِ:  
أَمَّا بَعْدُ:  
فَهَذَا وَلَدِي عَبْدُ الْمُصَوِّرِ بْنُ مُحَمَّدٍ نَاصِرِ الدِّينِ السَّاعَاتِي تَغَيَّبَ عَنِّي مُنْذُ أَرْبَعَةَ عَشَرَ عَامًا فِي بِلَادِ الْكُفْرِ، وَلَا أَدْرِي عَنْ دِينِهِ وَلَا خُلُقِهِ شَيْئًا، وَالسَّلَامُ.  

Kami mengira itu adalah hal biasa dan wajar jika beliau akan memberikan izin kepada putranya.  
📃 Namun, beliau menulis di kertas:  
"Amma ba’du:  
Ini adalah putraku, Abdul Mushawwir bin Muhammad Nashiruddin As-Sa'ati, yang telah meninggalkan aku selama empat belas tahun di negeri kafir. Aku tidak mengetahui apa-apa tentang agamanya maupun akhlaknya. Wassalam."*

📓 الْمَصْدَرُ  
 [( شَرْحُ كِتَابِ الْإِبَانَةِ عَنْ أُصُولِ الدِّيَانَةِ فِي الشَّامِلَةِ (18/21) 
🪶 فَتَاوَى عُلَمَاءِ الْعَصْرِ الْأَرْبَعَةِ:  

📓 *Sumber:*  
[(Syarh Kitab Al-Ibanah ‘An Ushul Ad-Diyanah dalam Al-Syamilah (18/21)]  
🪶 Fatwa Empat Ulama Zaman Ini:  

 
 Diterjemahkan oleh Zaki Rakhmawan Abu Usaid dari kiriman Ustadzana Mubarok ba Mu’alim hafizhahullah di Forum Multaqo Du’at Indonesia