Diminta oleh syekhona untuk menterjemahkan tulisan beliau, karena beliau merasa aneh banyaknya para guru al quran yang kapasitasnya memprihatinkan.
Saya pribadi sudah lama merasakan ini dan sudah lama juga menyampaikan kepada para pengelola lembaga pendidikan islam.
Untuk diketahui sekarang saya mengajar para guru al quran di 7 lembaga pendidikan baik offline maupun online.
Ada diantara lembaga tersebut yang para gurunya sangat jauh dari kata layak dijadikan guru al quran.
Dari sisi bacaannya hancur untuk al fatihah bahkan istiadzah saja gak bisa baca dengan benar dan salah jaliy, hafalan gak punya dan jika punya pun lemah sekali, penguasaan diroyah tajwid gak paham sama sekali.
Namun ada juga yang bagus tapi tidak difasilitasi untuk melanjutkan mengasah keahliannya.
Ketika saya sampaikan kepada para pengelola lembaga pendidikan, sebagian mereka menerima dan berbenah, sebagian kecil dari mereka menormalisasi keamatiran para guru al quran di lembaganya dan gak peduli bahwa para guru di lembaga mereka itu sangat jauh dari kata layak mengajar al quran karena minimnya kapasitas mereka.
Yang korban siapa ?
Para wali santri dan anaknya yg jadi korban mallpraktik mengajar para guru yang belum saatnya mengajar.
Sebabnya kenapa ?
- Lembaga enggan merekrut para guru al quran yang profesional karena takut bayar mahal.
- Pengurus lembaga gak tau mana guru al quran yang profesional dan mana guru al quran jadi - jadian.
Duhai sangat zholim para pengelola lembaga pendidikan terhadap al quran..
Untuk materi umum, diniyah dan lugoh mereka cari yang linier sesuai jurusan kuliah atau keahlian, adapun untuk al quran mereka rekrut sembarangan orang untuk diustadzkan dan dijadikan guru al quran !
Kemudian tanpa malu pasang poster
"Program unggulan di lembaga kami adalah Tahfizh Al Quran "
Siapkan hujjah kalian dihadapan Allah nanti !