*SEORANG YANG DISERUPAKAN DENGAN ANJING*
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ ۚ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (الأعراف :١٧٦)
Allah Ta'ala berfirman :
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka *perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya menjulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia menjulurkan lidahnya (juga).* Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (Al-A'rof : 176)
ولو شئنا أن نرفع قدره بما أتيناه من الأيات لفعلنا، ولكنه فعل ما يقتضي الخذلان، وركن إلى الدنيا واتبع هواه، وآثر لذاته وشهواته على الآخرة، وامتنع عن طاعة الله وخالف أمره.
هذا كان من العلماء، فالرفعة عند الله هي بالعلم مع العمل به، واتباع الحق، ليست بمجرد العلم.
Berkata Syeikh Abdurrahman As-Sa'di dll :
Jika kami menghendaki bisa saja mengangkat derajatnya dengan ayat-ayat yang kami berikan kepadanya akan tetapi dia melakukan perbuatan yang berkonsekuensi kepada kehinaan, cenderung kepada dunia, mengikuti hawa nafsunya dan mengutamakan keledzatan dunia ketimbang akhirat, Enggan untuk mentaati Allah dan menyelisihi Nya
Seseorang yang disebutkan dalam ayat ini dulu nya seorang Ulama, Dan Rif'ah (kedudukan tinggi) di sisi Allah adalah dengan Ilmu serta mengamalkannya, Mengikuti kebenaran bukan sekedar memahami Ilmu saja.
------------------------------------------------------------------------------------------
[dinukil dari kitab : Tafsir muyassar hlm 173 cetakan Dar Alamiyyah ]
Boleh di share seluasnya tanpa mengurangi isi tulisan.
Dibagikan oleh :
Rumah Ilmu Dar Alamiyyah & kampus dakwah Utsman dibawah bimbingan Ust. Anton Abdillah Al Atsary.