📖 ENAM JERATAN IBLIS
Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan bahwa jerat-jerat iblis terfokus pada enam poin. Ia akan mengajak manusia kepada hal yang paling berbahaya, yaitu poin pertama. Bila belum berhasil, maka ia akan menggodanya menuju poin kedua, dan seterusnya. Berikut keenam poin tersebut:
Pertama: Mengajak manusia kepada kakafiran, kemusyrikan dan permusuhan terhadap Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Hal inilah yang pertama diinginkan setan dari manusia. Betapa banyak manusia yang terjerumus ke dalam poin ini hingga menjadi bala tentaranya. Allahul-musta’aan.
Kedua: Menarik manusia kepada bid’ah dan perkara baru dalam agama, baik dalam masalah akidah maupun ibadah. Bid’ah begitu berbahaya, sebab begitu kecil kesempatan bertaubat dari pelakunya. Selain itu, bid’ah juga dapat membawa kepada kekafiran.
Ketiga: Menggoda manusia agar mengerjakan dosa besar dengan berbagai macamnya. Dosa besar juga merupakan pengantar kepada kekafiran. Betapa banyak manusia yang terjerumus ke dalam dosa besar. Sehingga hati mereka menjadi keras sehingga dapat menghalangi mereka dari menerima kebenaran.
Keempat: Menggodanya dengan dosa-dosa kecil. Dosa-dosa ini menjadi mukadimah kepada dosa besar. Bila terus dikerjakan, maka statusnya berubah menjadi dosa besar. Meskipun disebut dosa kecil, namun tetap saja haram dilakukan dan tidak sepatutnya diremehkan. Mereka dahulu berkata, “Janganlah engkau melihat kepada kecilnya dosa, tapi lihatlah kepada siapa engkau bermaksiat.”
Kelima: Menjadikan manusia tersibukkan dengan hal-hal mubah hingga banyak menyia-nyiakan waktu dan usia, tanpa memanfaatkannya untuk kebaikan dan amal saleh. Sebagian orang berlebihan dalam hal mubah, seperti dalam hal makan dan minum, tempat tinggal maupun pakaian. Mereka menyia-nyiakan banyak harta dan waktu, serta jauh dari berbuat kebaikan. Hingga menyebabkan mereka lupa bersiap-siap berbekal menuju negeri akhirat.
Keenam: Memalingkannya dari amalan utama kepada selainnya. Seperti mengeluarkan harta pada perkara tidak penting, menyibukkan diri dengan amalan rendahan, belajar cabang ilmu yang tidak bermanfaat, mementingkan usaha syubhat (yang tidak jelas halal haramnya) dari pada yang jelas halalnya, mendahulukan ibadah yang keutamaannya hanya kembali kepada diri sendiri dari pada ibadah yang keutamaannya kembali kepada orang banyak.
(Minhajul Muslim, Dr. Abdullah al-Jibrin hafizhahullahu)
🇲🇨 🇸🇦 ICC DAMMAM KSA
Channel telegram: https://t.me/iccdammamksa