Sabtu, 28 Agustus 2021

Ada seseorang tertimpa musibah, sakit atau penderitaan, lantas dia pun mengharapkan kematian kepada Allah Ta'ala, karena saking tidak kuat dan tidak sanggupnya memikul penderitaannya. Hal seperti itu pernah terjadi di zaman para sahabat, maka ditegurlah orang tersebut oleh salah seorang sahabat.

 MENGHARAPKAN KEMATIAN


Ada seseorang tertimpa musibah, sakit atau penderitaan, lantas dia pun mengharapkan kematian kepada Allah Ta'ala, karena saking tidak kuat dan tidak sanggupnya memikul penderitaannya. Hal seperti itu pernah terjadi di zaman para sahabat, maka ditegurlah orang tersebut oleh salah seorang sahabat. 


Ibnu Umar radhiallahu anhuma mendengar seseorang berangan-angan kematian, maka beliau mengatakan :


لا تتمن الموت ، فإنك ميت ، وسل الله العافية 


“Janganlah kamu berangan-angan kematian. Maka sesungguhnya kamu pasti akan mati. Dan mohonlah kepada Allah kesehatan. (Lathoifil Al Ma'arif 298). 


Bahkan sebagian orang-orang shaleh terdahulu yang badannya sehat bugar dan tidak mengalami penderitaan, mereka mengharapkan kematian, ternyata setelah kematian itu mendatanginya,  mereka pun pada menyesal. 


Berkata Ibnu Rojab rahimahullah :


" وقد كان كثير من الصالحين يتمنى الموت في صحته ، فلما نزل به كرهه لشدته ، ومنهم أبو الدرداء وسفيان الثوري ، فما الظن بغيرهما ؟!" .


“Dan sungguh dahulu banyak dari kalangan orang-orang shaleh berangan-angan kematian waktu sehatnya. Ketika mendapatkannya, mereka tidak menyukainya karena kedahsyatannya. Diantara mereka ada Abu Darda’, Sofyan Tsauri. Bagaimana lagi dengan yang  lainnya? (Majmu' Rosail). 


Untuk itulah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, melarang berangan-angan mengharapkan datangnya kematian. 


Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda :


لا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ مِنْ ضُرٍّ أَصَابَهُ , فَإِنْ كَانَ لا بُدَّ فَاعِلا فَلْيَقُلْ : اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي , وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي.  متفق عليه


“Janganlah kalian berangan-angan mengharapkan datangnya kematian. Karena, kalaulah dia orang baik, siapa tahu ia bisa menambah kebaikannya. Dan kalaulah dia adalah orang jahat, siapa tahu ia bisa meminta penangguhan (untuk bertaubat).” (HR. Bukhari). 


Kalau memang harus dilakukan (mengharapkan kematian) hendaknya dia berdoa ‘Ya Allah hidupkan diriku selagi kehidupan itu baik bagi diriku. Dan wafatkan diriku selagi kematian itu baik bagi diriku. 


Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda,


لا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ مِنْ ضُرٍّ أَصَابَهُ , فَإِنْ كَانَ لا بُدَّ فَاعِلا فَلْيَقُلْ : اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي , وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي. (متفق عليه)


“Jangan salah seorang diantara kamu berangan-angan kematian karena kesusahan yang menimpanya. Kalau memang harus dilakukan, hendaknya dia berdoa ‘Ya Allah hidupkan diriku selagi kehidupan itu baik bagi diriku. Dan wafatkan diriku selagi kematian itu baik bagi diriku.” (Muttafaq alaih). 


AFM 


Sumber: https://abufadhelmajalengka.blogspot.com/2021/08/mengharapkan-kematian.html?m=1