Selasa, 17 Agustus 2021

Metode Belajar Fiqh dan Menguasainyaالمنهجية في دراسة الفقه و إتقانهRingkasan Kajian bersama Syaikh. ‏Prof. ‏Dr. ‏Sami bin Muhammad Ash-Shuqoir Hafidzahullahu Ta'ala ‎(Salah satu Ulama Saudi Arabia)

✍️Metode Belajar Fiqh dan Menguasainya
المنهجية في دراسة الفقه و إتقانه

Ringkasan Kajian bersama Syaikh. Prof. Dr. Sami bin Muhammad Ash-Shuqoir Hafidzahullahu Ta'ala (Salah satu Ulama Saudi Arabia)

Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja'far, Lc 

Part 1

Beliau memberikan muqoddimah dengan sedikit memaparkan perjalanan beliau dalam belajar dengan penuh tawadhu.

Pendidikan Formal :
✅Lulus S1 Jurusan Syariah dan Ushuluddin di Universitas Imam Muhammad bin Suud, Cabang Qosim, tahun 1410 H
✅Lulus S2 (Magister) Jurusan Syariah di Universitas Imam Muhammad bin Suud, Riyadh (Pusat), tahun 1417 H (Judul Risalahnya : Ahkam Al-Haram Al-Makky)
✅Lulus S3 (Doktoral) di Ma'had Ali Lil Qodho' Riyadh (dibawah Universitas Imam Muhammad bin Suud), tahun 1422 H (Judul Risalahnya : Hasyiyah Al-Kholwaty ala Muntaha Al-Irodat - Tahqiq wa Dirasah -) 
✅Mendapatkan gelar Profesor bidang Fiqh pada tahun 1434 H

Pendidikan Non Formal :
Mulazamah dengan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, selama 18 tahun. Mulai tahun 1403 H hingga Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin wafat. 

Lalu beliau dipilih untuk menggantikan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam mengajar, Khotib dan lainnya di Masjid Jami Unaizah, Qosim. 

Menuntut ilmu syar'i merupakan sebaik-baiknya ibadah dan ketaatan kepada Allah Ta’ala, dan sangat banyak dalil-dalil yang menjelaskan hal ini, baik di Al-Qur'an maupun As-Sunnah. 

Menuntut ilmu merupakan bentuk jihad fi sabillah, karena agama Allah itu tegak dengan dua hal, pertama : dengan ilmu dan penjelasan, kemudian yang kedua : dengan pedang. 

Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
"Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya." (QS. At-Taubah : 73)

Bentuk jihad kepada Orang-orang munafik dengan ilmu dan penjelasan, adapun bentuk jihad terhadap orang-orang kafir adalah dengan pedang di medan pertempuran. 

Pada zaman ini, sangat dibutuhkan jihad dengan ilmu, dengan beberapa sebab :
- Munculnya berbagai kebid'ahan 
- Munculnya orang-orang yang berfatwa tanpa ilmu
- Munculnya orang-orang yang suka mendebat syariat tanpa ilmu

Umat Islam sangat membutuhkan Ulama, yang memiliki 
- Kefaqihan terhadap agama Allah Ta’ala 
- Kematangan Ilmu dan wawasan yang luas
- Hikmah dalam membimbing hamba-hamba Allah Ta’ala 

Nabi Muhammad salallahu alaihissalam bersabda : 
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
" Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan kepadanya, maka akan dimudahkan untuk memahami agama" (HR. Muslim) 

Hadits ini merupakan kabar gembira bagi siapa saja yang mendapatkan karunia dari Allah diberikan kemudahan dalam memahami agama Islam (dengan baik) 

Allah Ta’ala berfirman :
لَهُمُ الْبُشْرَىٰ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۚ 
"Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat." (QS. Yunus : 64)

Kefaqihan dalam agama, meliputi permasalahan Aqidah semisal Tauhid Uluhiyyah, Asma wa Sifat. Begitu juga dengan Permasalahan Amaliyah (Ibadah). 

- Faqih dalam agama menjadikan seseorang mengetahui, bagaimana beribadah kepada Allah, berjalan menuju keridhoanNya dengan ilmu, saat keadaan diliputi kegelapan fitnah dan kebodohan. 

- Seorang faqih menjadi penerang bagi umat untuk menjelaskan jalan yang lurus yang bermanfaat di dunia dan akhirat 

Orang alim senantiasa hidup walaupun jasadnya sudah mati, adapun orang jahil itu telah mati walaupun jasadnya hidup. 

Allah Ta’ala berfirman : 
أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا ۚ 
"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? " (QS. Al-An'am : 122)

Nabi Muhammad salallahu alaihissalam bersabda :
إذا مات الإنسان انقطع عمله إلا من ثلاث : صدقة جارية ، أو علم ينتفع به ، أو ولد صالح يدعو له
“Jika anak adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara; Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoakan.” (HR. Muslim) 

- Seorang Faqih adalah orang yang mengetahui hukum-hukum syariat dan juga senantiasa mengamalkannya. Adapun orang yang tahu hukum syariat, tapi tidak mengamalkan maka ini adalah Qori' bukan Faqih. 

Abdullah bin Mas'ud menjelaskan keadaan akan kacau, jika hal ini terjadi. 
إذا كثرت قراؤكم و قلت فقهاؤكم
"Semakin banyak para Qurroo’ (para Pembaca Al Qur’an)
Semakin sedikit para Fuqoha (orang-orang yang faqih / mendalam dalam perkara dienul Islam)" 

✅Ada dua cara meraih Ilmu Syar'i
1. Mengambil ilmu dari kitab yang terpercaya, ditulis oleh para ulama yang dikenal akan keilmuan, Aqidah dan manhajnya selamat (dari penyimpangan) 

2. Mengambilnya dari seorang ahli ilmu yang dikenal dengan baik akan kekokohan ilmu dan agamanya

Hal ini lebih baik daripada yang pertama. Diantara faidah belajar langsung kepada para ulama:
a. Seseorang akan meraih ilmu dalam waktu yang singkat, karena membaca kitab sendirian akan butuh banyak waktu. 
b. Lebih menguatkan ilmu dan lebih mudah memahaminya, karena di dalam Kitab banyak lafadzh/susunan kalimat yang sulit dipahami dengan sendiri, perlu seorang Alim yang menjelaskan. 
c. Bisa selamat dari kesalahan, jika seorang penuntut ilmu Pemula membaca kitab sendiri tanpa bimbingan bisa saja dia salah dalam memahami dan dia tidak merasa, karena tidak ada yang mengarahkannya. 
d. Adanya diskuksi (tanya jawab secara langsung), hal ini membuka pintu pemahaman yang baik dan mendalam. Dengannya juga bisa mempertahankan argumen kebenaran dan membantah kesalahan.
e. Adanya hubungan yang mendalam/kuat dengan para ulama, karena penunut ilmu bukan hanya mengambil  ilmu dari mereka, namun juga bisa mencontoh Adab dan akhlak mereka, bahkan bisa jadi Adab dan akhlak mereka lebih banyak diambil dari ilmunya. 
f. Seseorang akan mendapat pahala yang besar dengan menghadiri majlis ilmu.
Nabi Muhammad salallahu alaihissalam bersabda :
 ما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة ، وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملائكة وذكرهم الله فيمن عنده 
“Tidaklah suatu kaum berkumpul diantara rumah-rumah Allah sambil membaca Kitabullah, dan saling mempelajari diantara mereka. Kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, dan diberikan rahmat serta malaikat akan menaunginya. Dan mereka akan diingat disisi Allah.”

✅Syaikh Sami Ash-Shuqoir Hafidzahullahu Ta'ala menjelaskan Manhaj atau metode dalam menuntut ilmu kepada dua macam:
1. Manhaj atau metode dalam menuntut Ilmu syar’i (secara umum)
2. Manhaj atau metode dalam belajar ilmu fiqh secara khusus

Terkadang ada sebagaian orang sudah lama belajar dan menuntut ilmu namun dia tidak meraih ilmu kecuali sedikit saja, sehingga mereka bosan dan berbalik arah dari jalan ilmu, lalu meninggalkan menuntut ilmu secara keseluruhan. 

Diantara penyebabnya adalah sebagai berikut:

✅ Karena ia tidak mengikuti metodenya para ulama dalam menuntut ilmu, jika ingin meraih ilmu maka ikutilah jalan para ulama. 
✅ Tidak adanya keikhlasan dalam dirinya. Keikhlasan adalah sebab terbesar seseorang untuk meraih ilmu, maka niatnya harus untuk Allah dan negeri akhirat. 

Berikut ini, Manhaj atau metode dalam menuntut Ilmu syar’i (secara umum)

1. Ikhlas dalam menuntut Ilmu
Menuntut ilmu adalah ibadah, harus ada keikhlasan di dalamnya

Ada beberapa hal yang hendaknya diketahui oleh penunut ilmu dalam hal niat Ketika menunut ilmu, diantaranya:

- Hendaknya seseorang berniat ketika menunut ilmu dalam rangka menjalankan perintah Allah. Karena Allah memerintahkan untuk menuntut ilmu. 
Allah Ta’ala berfirman :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ 

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah" (QS. Muhammad : 19)

- Hendaknya seseorang berniat untuk mengangkat kebodohan dari dirinya agar bisa beribadah kepada Allah dengan ilmu. Dan senantiasa berusaha unutk menggapai khosyah (rasa takut) kepada Allah

Allah Ta’ala berfirman :
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا 
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun" (QS. An-Nahl : 78)

- Hendaknya seseorang berniat untuk mengangkat kebodohan dari orang lain. 
Nabi Muhammad salallahu alaihissalam bersabda :
بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً 
"Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat" 

Beliau juga bersabda :

ليبلغ الشاهد منكم الغائب 
"Hendaknya  orang yang hadir diantara kalian menyampaikan kepada yang tidak hadir." 

- Hendaknya seseorang berniat untuk menjaga dan membela syariat/agama Allah. Menjaga syariat dengan dua hal, Menulis dan menghafalnya. 

- Hendaknya seseorang berniat untuk mendakwahkan agama Allah kepada manusia. 
Berkaitan dengan mendakwahkan maka harus dengan bashirah (ilmu yang kokoh/kuat).

Allah Ta’ala berfirman :
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf : 108)

Bashirah ada tiga macam, diantaranya:

a. Bashirah yang berkaitan dengan ilmu yang didakwahkan, seseorang harus benar-benar berilmu, apakah yang didakwahkan itu bagian dari syariat Islam ataukah tidak. 
b. Bashirah yang berkaitan orang yang dia dakwahkan (mempelajari objek dakwah), apakah dia seorang Alim atau Jahil. 
c. Bashirah yang berkaitan dengan tata cara/metode dakwah, apakah dengan berceramah, ataukah mengirim surat dan lainnya. 

Bersambung.... 

Pondok Pesantren Madinatul Iman Lipatkain Selatan Riau