Kondisi Majlis Ilmu Sebelum Ada Pengeras Suara
Imam Yazid bin Harun (118-206 H) merupakan salah satu ulama dari kalangan Tabi'ut Tabi'in yang majlisnya sangat ramai. Diriwayatkan bahwa dalam satu majlis, yang hadir untuk mendapatkan hadits dari beliau hingga 70.000 orang.
Salah seorang thalib ada yang bertanya kepada Syaikh Utsman As-Salimiy, "Pada zaman itu belum ada pengeras suara, jika yang hadir hingga 70.000 orang, bagaimana orang yang berada di belakang akan mendapatkan ilmu dari Yazid bin Harun?"
Beliau menjawab (kurang lebih), "Pada saat itu ada para penyeru yang berdiri untuk berteriak agar para hadirin yang di belakang mendapatkan hadits. Ketika Yazid bin Harun mengatakan, "Telah mengabarkan kepada kami Abdul Aziz bin Abi Salamah", maka penyeru yang pertama akan meneriakkan, "Beliau berkata, "Telah mengabarkan kepada kami Abdul Aziz bin Abi Salamah", kemudian penyeru yang kedua juga meneriakkan kalimat yang sama, kemudian penyeru yang ketiga, dst. Ketika sudah tidak terdengar lagi suara dari para penyeru, barulah beliau melanjutkan riwayatnya, "Dari Umar bin Husain", "Dari Abdullah bin Abi Salamah", dst."
Bisa antum bayangkan ya ikhwah ... butuh berapa lama beliau menyampaikan satu hadits saja jika menggunakan metode seperti ini. Akan tetapi semangat para salaf untuk menimba ilmu dan atau mengambil hadits sangat luar biasa.
Sekarang mari kita renungkan, di zaman yang serba mudah seperti saat ini, bagaimana semangat kaum muslimin dalam menuntut ilmu?
Bisa jadi majlis seorang 'Alim hanya dihadiri segelintir manusia saja. Bisa antum saksikan di majlis/halaqah-halaqah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Begitu juga majlis ilmu diantara asatidzah kita di Indonesia (terutama yang belum tenar), yg hadir bisa dihitung dengan jari.
Allahul Mustaan
Ustadz abu razin taufiq