Mensyukuri Ilmu
Abu Ubaid Al-Qasim bin Sallam pernah berkata,
إنَّ مِن شُكْرِ العِلْمِ أنْ تَجْلِسَ مَعَ الرَّجُلِ فَتُذاكِرَهُ بِشَيْءٍ لا تَعْرِفُهُ فَيَذْكُرُهُ لَكَ، ثُمَّ تَرْوِيهِ وتَقُولُ: إنَّهُ واللَّهِ ما كانَ عِنْدِي فِي هَذا شَيْءٌ حَتّى سَمِعْتُ فُلانًا يَقُولُ فِيهِ كَذا وكَذا، فَتَعَلَّمْتُهُ، فَإذا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَقَدْ شَكَرْتَ العِلْمَ [فتح المغيث ٣/٣٠٦]
Di antara bentuk kesyukuran terhadap ilmu adalah ketika engkau duduk dengan seseorang lantas ia pun menyampaikan suatu ilmu yang belum engkau ketahui sebelumnya. Engkaupun meriwayatkan ilmu itu dan kau katakan, 'Demi Allah, aku tidak punya ilmu apapun dalam hal ini sampai aku mendengarkan si Fulan menjelaskannya sedemikian rupa. Akhirnya akupun mengetahuinya.' Jika engkau lakukan itu, engkau telah mensyukuri ilmu." (Fathul Mughits 3/306)
Ustadz fahmi alfian