MENCIUM TANGAN SYEKH AL-ALBANI
(Adab seorang murid dan ketawadhuan seorang guru)
Asy-syekh Abu Ishaq al-Huwainy salah seorang murid dari al-Imam Al-Albani menceritakan Bahwa beliau pernah mentelaah kitab silsilah al-Ahadits ash-shahihah karya al-Albani, syekh Abu Ishaq menjumpai pembahasan tentang hukum mencium tangan seorang alim, dan beliau mendapati bahwa syekh Al-Albani membolehkannya.
Hingga pada suatu saat syekh abu Ishaq bertemu dengan syekh al-Albani, maka syekh Abu Ishaq bergegas ingin mencium tangan syekh Al-albani namun dengan cepat syekh al-Albani menarik tangannya, maka syekh abu Abu ishaq berkata: " ya Syaikhona bukankah anda berkata dalam kitab anda tentang kebolehan mencium tangan seorang Alim", maka syekh al-Albani berkata: " dan apakah engkau jumpai orang di depanmu ini seorang alim?, Ya, sahut syeh Abu Ishaq, maka syekh al-Albani-pun menimpali: "tidak, sesungguhnya aku hanyalah seorang thuwailibul ilm, penuntut ilmu kecil", kemudian beliau melanjutkan: "sesungguhnya perumpamaan diriku dan dirimu seperti kata seorang yang berkata: innal bughootsa bi ardhina yastansir (sesungguhnya burung kecil di negeri kami menjadi seekor elang), maksudnya syekh Albani memperumpakan dirinya seperti burung kecil, hanya saja manusia menganggapnya seperti burung elang.
Hafidzallahu syaikh Aba Ishaq wa rahima al-Imam Al-Albani (semoga Allah menjaga syekh Abu Ishaq dan semoga pula Allah merahmati al-Imam al-Albani)
======%%%%=====
Kisah ini diambil dari muhadharah syekh Abu Ishaq al-Huwaini hafizhahullah
https://youtu.be/xfW2e-WrPNA
Ustadz fadlan fahamsyah