Senin, 26 Juli 2021

Tentang na-Na'yu yang dilarang oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan:

Beberapa teman bertanya tentang an-Na'yu yang dilarang itu seperti apa sih?

Tentang na-Na'yu yang dilarang oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan:

"Adapun an-Na'yu (pengumuman kematian) yang dilarang oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sebagaimana yang dilakukan oleh kaum jahiliyah. Mereka menyeru/mengabarkan kepada orang-orang di berbagai kabilah seraya berkata, "si Fulan telah meninggal, si Fulan telah meninggal" dengan maksud menggaung-gaungkan kemuliaan dan kehebatannya.

Apabila sekedar ucapan kepada orang-orang, "Salatilah jenazah Fulan yang telah wafat ini", atau agar diketahui oleh kerabat dan tetangganya untuk kemudian menyalatinya, maka hal ini tidak mengapa.

Dalinya adalah hadis yang menjelaska bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengumumkan berita kematian Raja Najasyi. Saat Raja Najasyi meninggal dunia, datanglah wahyu dari Allah kepada beliau shallallahu 'alaihi wa sallam tentang wafatnya, maka beliau berkata kepada para sahabatnya, "Sesungguhnya Raja Najasyi telah meninggal dunia", beliau pun menyeru mereka agar menyalatkannya. Maka mereka menyalatkannya (salat ghaib) di Masjid Nabawi.

Maka dari itu, mengabarkan kepada orang-orang, tetangga, dan karib kerabat tentang wafatnya seseorang untuk kemudian mereka bisa hadir menyalatkannya maka ini tidak mengapa, dan bukan termasuk an-Na'yu yang dilarang. An-Na'yu yang dilarang adalah yang dilakukan oleh kaum Jahiliyah dengan mengumumkan berita kematian kepada kabilah satu ke kabilah yang lainnya, keliling mengumumkannya kepada orang-orang bahwasanya si Fulan telah meninggal dunia dengan maksud mengagungkan kedudukannya di zaman Jahiliyah, misalnya dengan menyebutkan bahwa si Fulan ini merupakan pemimpin bagi kaum/kabilahnya, atau hal-hal yang serupa dengan itu.

Adapun tentang pengumuman berita kematian di surat kabar, maka ini harus dilihat kasusnya. Kalau di dalamnya ada usur takalluf (membebani/memaksakan diri). Kalau tidak ada unsur memaksakan diri maka diperbolehkan. Dilarang kalau ada unsur memaksakan diri dari segi butuh dana yang besar (misalnya). Permasalah ini perlu dirinci, tidak semuanya termasuk an-Na'yu yang dilarang seperti di zaman Jahiliyah. Akan tetapi, kalau dari sudut pandang yang sampai kepada kami bahwa perbuatan tersebut membutuhkan dana yang besar, maka meninggalkannya tentu lebih utama dan selamat. 

Apabila kita ingin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga si mayit, maka bisa dengan menulis pesan untuk dikirimkan kepada mereka, atau lewat telpon, atau bisa juga dengan langsung mengunjungi mereka dan ini lebih utama dan baik."

Saya terjemahkan secara bebas dari: https://binbaz.org.sa/audios/25/5--%D9%85%D9%86-%D8%AD%D8%AF%D9%8A%D8%AB-%D8%A7%D9%86-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%A8%D9%8A-%EF%B7%BA-%D9%83%D8%A7%D9%86-%D9%8A%D9%86%D9%87%D9%89-%D8%B9%D9%86-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%B9%D9%8A
Ustadz Mu'adz mukhadasin
Text Arabic nya 
Teks Arabnya:

والنعي الذي نهى عنه النبيُّ ﷺ هو ما يفعله أهلُ الجاهلية؛ بجعل مَن يُنادي بمجامع الناس في القبائل: مات فلانٌ، مات فلانٌ؛ لإشهار عظمته، وإشهار منزلته، أمَّا كونه يقول لجماعةٍ: صلُّوا على فلانٍ مات، أو يُعلم أقاربه أو جيرانه حتى يحضروا؛ فلا بأس بهذا، بدليل الحديث الثاني أنَّ النبي ﷺ نعى النَّجاشي، يعني: أخبر بموته، فإنه لما تُوفي جاءه الوحي بوفاته فقال للصَّحابة: إنَّ النَّجاشي قد مات، ودعاهم إلى الصَّلاة عليه، فصلُّوا عليه في المصلَّى.

فإخبار الناس وإخبار الجيران والأقارب أنه مات فلانٌ حتى يحضروا لا بأس به، وليس من النَّعي، فالنعي الذي كان يفعله أهلُ الجاهلية هو إعلانه من خلال ركابٍ يطوف على الناس في القبائل، وفي محلاتهم ودورهم: أنَّ فلانًا قد مات؛ إعظامًا لشأنه عند الجاهلية، كأن يكون رئيسَ قومه، أو ما أشبه ذلك.

أمَّا الإعلان عنه في الجرائد فهو محل نظرٍ؛ لما فيه من التَّكلف، فقد يُباح إذا لم يكن فيه تكلُّف، وقد يُمنع إذا كان فيه تكلُّفٌ من أموالٍ طائلةٍ، فهو محل نظرٍ، وليس من نعي الجاهلية، لكن فيه نظر من جهة أنه بلغنا أنه يحتاج تكلُّفًا ونقودًا كثيرةً، فتركه أولى وأحوط، وإذا أراد أن يُعزِّي أهل الميت يكتب لهم كتابًا، أو يُعزِّيهم عن طريق الهاتف، أو يزورهم فيكون أكمل وأكمل.