BELAJAR DAN MENCARI NAFKAH
Ada beberapa ikhwah di kota Bone, setahun terakhir ini sibuk menuntut ilmu kepada Ustadz Ahmad Munaqis Lc hafidzahullah, alumni Universitas Islam Madinah jurusan fakultas hadits di Masjid Imam Syafii.
Sebagian besar ikhwah yang belajar sudah berkeluarga dan usianya tidak muda lagi, rata-rata di atas 40 tahun. Namun mereka perlu diapresiasi, semangatnya itu yang luar biasa.
Mereka harus setoran hafalan alquran, setoran matan jurumiyyah, mengi'rab, tahsin alquran dan lain sebagainya kepada ustadz Ahmad Munaqis. Belum lagi belajar sharaf dan murojaah pelajaran jurumiyyah kalau pas jadwal saya mengajar di kota Bone.
Dengan adanya program belajar yang begitu padat, membuat sebagian ikhwah waktu mencari nafkahnya sedikit tersita. Dan ini juga yang membuat timbul keraguan dalam hati sebagian ikhwah, apakah lanjut ikut program belajar keseluruhan, sebagian atau berhenti di tengah jalan.
Saya hanya bisa memberi nasehat, berdoalah kepada Allah meminta kecukupan, yakinlah jatah rizki Allah tidak akan berkurang sedikit pun dikarenakan kesibukan menuntut ilmu agama. Perhatikan perkataan ulama salaf berikut ini,
Berkata Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah :
لما أردت أن أطلب العلم قلت: يا رب إنه لابد لي من معيشة ورأيت العلم يدرس (أي: ينسى ويهجر)
Ketika aku hendak menuntut ilmu, aku berkata, "Ya Rabb, sesungguhnya aku harus memiliki mata pencaharian. Dan saya melihat ilmu (agama) itu mempelajarinya (yakni sudah dilupakan dan ditinggalkan).
فقلت: أفرغ نفسي لطلبه، وقال: وسألت ربي الكفاية والتشاغل لطلب العلم فما رأيت إلا ما أحب إلى يومي هذا
Lalu aku berkata (kepada diriku sendiri), "Wahai jiwaku konsentrasilah untuk menuntut ilmu."
Dan beliau berkata, "Aku memohon kepada Rabbku kecukupan dan sibuk untuk menuntut ilmu. Setelah itu, aku tidak menjumpai selain apa yang aku inginkan sampai hari ini." (Hilyatul Auliya, 6/370).
AFM