Senin, 26 Juli 2021

Manusia itu tidak ada (hak) baginya berbicara tanpa ilmu. Tidak dalam penafian dan tidak pula dalam penetapan. Dan seandainya orang yang tidak tahu itu diam, sedikit perselisihan. (Jami' Masail 7/389).

BANYAK PAKAR DADAKAN

Sekarang ini banyak orang yang berbicara tentang sesuatu, padahal bukan ahli di bidangnya. Tidak mengilmuinya dengan mendalam. Tidak paham dan tidak tahu permasalahan yang sebenarnya. Inilah yang membuat banyaknya perselisihan, keributan dan kegaduhan. 

Kemudian orang-orang lain yang juga tidak mengilmui dan tidak memahami, ikut juga menshare menyebarluaskan informasi itu, maka semakin ruwetlah dunia persilatan. 

Oleh karena itu, yang tidak tahu, tidak faham, tidak mengerti hendaklah diam, tidak usah ikut campur merecoki persoalan yang bukan bidangnya. Bahkan yang ahli dibidangnya, lihat juga situasi dan keadaan, jangan sampai keadaan tambah runyam, memanas dan membara ketika dia ikut masuk dalam permasalahan itu. 

Berkata Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

"والإنسانُ ليس له أن يتكلم بلا عِلم.. لا في النّفي ولا في الإثبات. ولو سكت من لا يدري.. قلَّ الخِلاف". جامع المسائل (٣٨٩/٧)

Manusia itu tidak ada (hak) baginya  berbicara tanpa ilmu. Tidak dalam penafian dan tidak pula dalam penetapan. Dan seandainya orang yang tidak tahu itu diam, sedikit perselisihan. (Jami' Masail 7/389).

Berkata Al-Imam Yusuf bin Abdurrahman al-Mizzy rahimahullah :

لو سكت من لا يدري لاستراح وأراح، وقل الخطأ وكثُر الصواب. 

"Seandainya orang yang tidak tahu mau diam, niscaya dia akan bisa istirahat dengan tenang dan tidak membuat letih atau merepotkan orang lain, maka kesalahan akan sedikit dan yang sesuai dengan kebenaran akan banyak.” [Tahdzibul Kamal, jilid 4 hlm. 326]. 

Berkata Al-Allamah Saleh Al-Fauzan Hafizhahullah:

على الجاهل ألا يتكلم، وأن يسكت ويخاف الله ولا يتكلم بغير علم.  فلا يجوز للجاهل أن يتكلم في مسائل العلم ولا سيما المسائل الكبار. [الأجوبة المفيدة - س74]

“Wajib bagi orang yang jahil untuk tidak berbicara, dan hendaknya diam dan takut kepada Allah dan jangan berbicara tanpa ilmu. Tidak boleh bagi orang yang jahil berbicara dalam permasalahan ilmiah, terlebih lagi dalam perkara-perkara yang besar.” [Al-Ajwibatul Mufidah: 74]. 

AFM