MEREKA MERASA DI ATAS PETUNJUK
Semua ahlul bid'ah, beragama mereka hanya mengikuti hawa nafsunya, perasaannya dan akalnya. Kalau sesuai dengan hawa nafsunya, akalnya dan perasaannya, maka mereka ikuti, jika tidak, maka mereka tidak mengikuti.
Mereka mengira bahwasanya mereka di atas petunjuk, padahal mereka manusia yang paling sesat.
Berkata Al Imam Asy Syathibiy rahimahullah :
المبتدع قدم هوى نفسه على هدى ربه، فكان أضل الناس وهو يظن أنه على هدى. (الاعتصام : ٦٨)
Mubtadi itu mendahulukan hawa nafsunya atas petunjuk Rabbnya, maka dia menjadi manusia yang paling sesat, walaupun dia mengira bahwa dirinya diatas petunjuk (kebenaran). (Al I'tisham : 68).
Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah :
ولو أن الإنسان فيما يتقرب به إلى الله اتبع ذوقه أو اتبع رأيه لأصبح بلا دين؛ لأنه إنما يتبع هواه.
"Seandainya seseorang ketika beribadah mengikuti perasaannya atau mengikuti pendapatnya, niscaya dia tidak terikat lagi dengan agama, karena dia hanyalah mengikuti hawa nafsunya." (Al-Liqa'us Syahry, no. 40).
Berkata Syeikh Al-Albani rahimahullah :
الدين ليس بالعقل ولا بالعاطفة إنما بإتباع أحكام الله في كتابه وأحكام رسوله في سنته وفي حديثة (سلسلة الهدي والنور٥٣٠).
Agama itu bukan dengan akal dan bukan dengan perasaan, akan tetapi dengan mengikuti hukum-hukum Allah di dalam kitab-Nya, dan hukum-hukum rasul-Nya di dalam sunnahnya, dan di dalam haditsnya. (Kaset Silsilah Al Huda Wannur No 530).
AFM