Rabu, 28 Juli 2021

aku tidak peduli dengan ilmu kalam. Dan aku tidak ingin apabila ada sedikit saja ilmu kalam yang dinisbatkan kepadaku."

SEANDAINYA IMAM SYAFI'I MENULIS KITAB TENTANG AQIDAH SALAF

Perkataan Imam Syafi'i dalam perkara Ushuluddin tidak keluar dari perkataan Sahabat dan Tabi'in. Perkataan beliau sama seperti perkataan Imam Malik, Imam Ahmad dan imam-imam lainnya. Nukilan-nukilan dari beliau dalam perkara ini amat banyak dan populer. Akan tetapi umumnya orang-orang lebih perhatian terhadap tulisan tangan yang di buku.

Seandainya Imam Syafi'i menulis buku sanggahan terhadap kaum yang menyelisihinya dalam masalah Ushuluddin seperti yang ditulisnya dalam fiqh dan ushul fiqh, tentulah orang-orang khususnya para pengikut madzhab fiqhnya akan saling menukil, menghafal dan mensyarahnya. Dan akan amat sedikit yang bersandar kepada buku-buku selain beliau. Akan tetapi beliau tidak menuliskannya. Dikarenakan ilmu kalam pada masanya tidak bercokol di Mesir seperti halnya di wilayah Masyriq (Syam, Irak dan Khurasan). Menurut Imam Syafi'i apabila ilmu kalam ini diladeni (dengan menuliskannya) justru akan menjadikan ilmu tersebut hidup. Padahal beliau sendiri pernah diminta oleh sebagian muridnya seperti Abu Tsaur untuk membuat satu tulisan terhadap paham Murjiah, tetapi beliau enggan melakukannya. Dan beliau hanya mengatakan, "Tinggalkan ini."

Dan beliau hanya menyuruh untuk meninggalkan ilmu kalam dan keras perlakuannya terhadap penganut paham ini. Makanya beliau sempat mengatakan, "Andai saja aku mau, tentu saja aku sudah melakukannya, menulis satu buku ditujukan kepada setiap mukholif (maksudnya para penganut ilmu kalam). Akan tetapi aku tidak peduli dengan ilmu kalam. Dan aku tidak ingin apabila ada sedikit saja ilmu kalam yang dinisbatkan kepadaku."

Syekh Abdul Aziz Ath-Tharifi
"Al-Khurasaniyyah", hlm. 56 dan 57

Penerjemah: abu Muslim