Kamis, 22 Oktober 2020

PEMBELAJAR ATAU PROVOKATOR?

PEMBELAJAR ATAU PROVOKATOR? 

* * * * * 

Kalau terhadap hasil ijtihad fikih dari ulama Ahli Sunnah pun Anda masih tidak bisa toleran, lalu dalam hal apa Anda bisa toleran? 

Kalau Anda hanya rida dengan pemahaman ustaz/syaikh Anda saja, dengan menihilkan atau meremehkan pandangan ijtihad ulama Ahli Sunnah lainnya (yang bahkan lebih otoritatif dari sisi kualitas maupun kuantitas), maka akan disebut apakah hal semacam itu kalau bukan ta'asshub (fanatisme) dan hizbiyyah (sektarianisme)? 

Jangan katakan Anda fanatik terhadap Quran dan Sunnah. Apakah Anda kira para ulama Ahli Sunnah itu dalam menyimpulkan suatu pendapat itu cuma mengarang bebas, sembari mengabaikan dalil Quran dan Sunnah? Tapi akuilah kalau Anda memang fanatik terhadap pemahaman dan pendapat ustaz/syaikh Anda.  

Last but not least, kalau terkait pandangan ulama Ahli Sunnah dalam ranah ijtihad fikih pun Anda sampai menebar hate speech dan permusuhan, maka Anda itu sebenarnya pembelajar atau provokator? 

Ingatlah, kezaliman itu bisa hadir dalam bidang apa saja, termasuk dalam hal penyikapan suatu permasalahan ilmiah dan amaliah. Semoga kita terhindar dari tindakan zalim tersebut. 

22/10/2010 
AdniKu