Cinta tanah air dan Iman tidak memiliki korelasi sama sekali, karena cinta tanah air adalah perasaan yang ada dalam diri setiap orang entah apa pun agama nya.
Artinya orang islam dan kafir pun memiliki perasaan itu dalam diri nya, itu adalah tabiat yang ada dalam diri seseorang sebagaimana halnya dia mencintai jiwa dan hartanya.
Kalimat " Hubbul wathan minal Iman " yang sering kalian gaungkan sejatinya bukan hadits Nabi, namun dengan aggapan itu sesuai dengan apa yang kalian yakini, maka makna dari kalimat tersebut sebagaimana penjelasan para ulama :
Berkata Syekh Muhammad Ibn Allan as-Shiddiqi al-Makki (w 1057 H) dalam kitab nya Dalilu al-Falihin 1/14 :
الوطن الحقيقي هو الدار الآخرة ، التي لا نهاية لآخرها بإرادة الله تعالى وقدرته ، كما جاء في الحديث : يا أهل الجنة خلود بلا موت ، ويا أهل النار خلود بلا موت ، قال بعضهم: هذا هو المراد من حديث «حبّ الوطن من الإيمان.
Negeri yang hakiki adalah Negeri akherat, Negeri abadi yang tak akan berakhir dengan kehendak dan kuasa Ilahi, sebagaimana dalam sebuah hadits : wahai penduduk surga keabadian tanpa ada kematian, wahai penduduk neraka keabadian tanpa ada kematian, sebagain ulama berkata : inilah yang dimaksud dengan hadits hubbu al-Wathan minal Iman.
Disebutkan juga oleh syekh Ali Ibn Sulthan Muhammad al-Qari (w 1014 H) dalam kitab Mirqat al-Mafatih 4/63 :
أما حديث حب الوطن من الإيمان فموضوع وإن كان معناه صحيحا لا سيما إذا حمل على أن المراد بالوطن الجنة فإنها المسكن الأول.
Adapun hadits " Hubbu al-Wathan min al-Iman " maka hadits palsu, meskipun makna nya benar, terlebih bila dibawa kepada yang dimaksud dengan wathan (negri) adalah surga, karena sesungguh nya surga adalah tempat tinggal yang pertama.
Jadi yang dimaksud dengan wathan dalam pandangan ulama yang menganggap makna dari kalimat ini benar adalah negeri akherat atau surga yang merupakan tempat tinggal Nabi Adam yang pertma kali, atau Makkah yang merupakan ummul Qura tanah yang dicintai Allah.
Ada juga yang membawa kepada negeri yang ditinggali setiap orang saat ini, namun yang mendorong kecintaan tersebut bukanlah tanah airnya, tapi keinginan menjaga tali silaturrahim dan kekerabatan satu sama lain.
Jadi Jangan pernah membawa makna kalimat " hubbu al-Watan man al-Iman " yang dianggap hadits palsu oleh para ahli hadits kepada makna dan pemahaman liberal anda untuk dibenturkan dengan ajaran syariat islam.
Sejati nya apa yang digaungkan atas nama cinta tanah air hanyalah sifat ashobiyah (fanatisme) yang tercela dan orang yang mati diatasnya mati jahiliyah.
Ust Ibnu Majah