Rabu, 28 Oktober 2020

Di antara pembahasan para ahli hadis seputar ilmu mushthalah, adalah bagaimana menghilangkan suatu tulisan yang bukan merupakan bagian dari suatu catatan, dari catatan tersebut.

Di antara pembahasan para ahli hadis seputar ilmu mushthalah, adalah bagaimana menghilangkan suatu tulisan yang bukan merupakan bagian dari suatu catatan, dari catatan tersebut.
Ada beberapa cara yg mereka sebutkan, dan di antaranya adalah المحو, yaitu menghapus tulisan tersebut, tanpa merobek kertasnya.
Ibn Ash-Sholaah (643H) mengatakan bahwa المحو dapat dilakukan dengan banyak cara. Seperti dengan jari, atau dengan potongan kain kecil.
Beliau melaniutkan:
ومن أغربها -مع أنه أسلمها-، ما روي عن سحنون -أحد الأئمة من الفقهاء المالكية-، أنه ربما كتب الشيء ثم لعقه...
"Di antara cara yang terunik -dan ia adalah cara terbaik-, adalah yang dihikayatkan sering dilakukan oleh Sahnun (240H) -salah seorang ahli fikih Maliki-, bahwa beliau menjilat bagian yang ingin beliau hapus dari catatan beliau..."
Kemudian Ibn Ash-Sholaah membawakan atsar dari Ibrahim An-Nakha'i (96H), bahwa beliau mengatakan:
من المروءة أن يرى في ثوب الرجل وشفتيه مداد
"Di antara bukti ketinggian level muru'ah seorang (penuntut ilmu), adalah ketika engkau menemukan bekas-bekas tinta pada baju dan kedua bibirnya..."
Ibn Al-Arabi (543H) -salah seorang tokoh fikih Maliki- juga mengatakan:
وهكذا أخبرني أصحاب الشيخ أبي إسحاق الشيرازي، أن ثيابه كأنما أمطرت مدادا...
"Demikianlah dihikayatkan kepadaku oleh murid-murid Syaikh Abu Ishaq Asy-Syirazi (476H, salah satu tokoh ahli fikih Syafii), bahwa pakaian beliau seakan dihujani oleh tinta..."

Alhamdulillah alat tulis di zaman kita saat ini sudah sangat-sangat dimudahkan oleh Allah. Serba instan dan praktis. Namun mengapa ternyata mereka lebih produktif daripada kita?! 
Fakta-fakta lain semisal fakta yang saya sebutkan di atas sangatlah banyak, bagaimana umat terdahulu, dengan segala kesederhanaan mereka, mampu berjaya di segala bidang, baik bidang ilmu, jihad, pemerintahan, dan seterusnya.
Kecanggihan alat memang penting, namun yang jauh lebih penting adalah kadar ketakwaan kepada Allah, keikhlasan niat, dan kebulatan tekad untuk memuliakan agama Allah.
Dan terkhusus penuntut ilmu, kalau ternyata ke-branded-an pakaian yang masih kau impikan, ke-uptodate-an smartphone yang masih kau pentingkan, waktu jogging dan nge-gym yang masih kau maksimalkan, kemahalan bukhur dan minyak wangi yang masih kau prioritaskan, sementara waktu membaca kau buat seadanya, waktu muroja'ah kau buat semampunya, waktu menulis dan berkarya kau kesampingkan dan hanya sebisanya, maka mari koreksi kembali diri ini.
Allaahul Musta'aan.

إنما الزعفران عطر العذارى ...
ومداد الدوي عطر الرجال ...
Ustadz Muhammad Afif naufaldi