Berkata Ibnul Qoyyim rohimahulloh:
"Seorang yang beriman tidak akan merasakan kelezatan yang sempurna dengan bermaksiat selamanya...Tidak akan juga senang bahkan tidaklah ia melakukannya melainkan hatinya dicampuri kesedihan. Namun terkadang mabuk syahwat menghalanginya untuk merasakan (kesedihan) itu. Kapan saja hatinya kosong dari kesedihan ini bahkan ia menggebu-gebu dan gembira dengannya maka hendaknya ia mencurigai keimanannya dan selamat atas wafatnya hatinya." (Tahdzib Madarijis Salikin hal. 109)