Senin, 27 Januari 2020

Mengapa Dakwah dan pengajian Sunnah / Salafiyyah ditolak dan diusir?

❓ Mengapa Dakwah dan pengajian Sunnah / Salafiyyah ditolak dan diusir?

Jawabannya ada pada perkataan Waraqah Bin Naufal ketika ia mengabarkan kepada Rasulullah bahwa yang turun kepadanya di gua hira adalah Namus (Malaikat jibril) yang membawa wahyu dari langit. Lalu Waraqah berkata:

يَا لَيْتَنِي فِيهَا جَذَعًا لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا إِذْ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ
"Duhai seandainya aku masih muda dan aku masih hidup saat kamu nanti diusir oleh kaummu"

Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: 

 أَوَمُخْرِجِيَّ هُمْ؟
"Apakah aku akan diusir mereka?"

 Waroqoh menjawab:

 نَعَمْ لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بِمِثْلِ مَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا عُودِيَ وَإِنْ يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا ثُمَّ لَمْ يَنْشَبْ وَرَقَةُ أَنْ تُوُفِّيَ وَفَتَرَ الْوَحْيُ
 "Iya. Karena tidak ada satu orang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa ini kecuali akan disakiti (dimusuhi). Seandainya aku ada saat kejadian itu, pasti aku akan menolongmu dengan sekemampuanku". 

(HR. Bukhari, no.3)

Subhanallah!

• Tidak ada yang membuat Rasulullah terusir dari kampung halamannya, disiksa, disakiti, dan dicaci maki dengan tuduhan-tuduhan dusta, melainkan karena apa yang didakwahkan oleh beliau tak sejalan dengan apa yang ada dari adat istiadat kaumnya, tidak selaras dengan apa yang dibawa oleh nenek moyang mereka, dan mereka menganggap dakwah tauhid yang dibawa oleh Rasulullah sebagai dakwah pemecah belah manusia.

Begitu pula para da'i penyeru tauhid dizaman ini, tidaklah mereka diusir, dicaci maki, dan diteror, melainkan karena apa yang mereka bawa tak sejalan dengan adat istiadat penduduk setempat. Mereka diusir karna dianggap sebagai pemecah belah ummat. Mereka dituduh sebagai da'i radikal berpaham sesat. 

Semoga Allah melindungi para guru-guru kita, dan mengampuni dosa dosa mereka, serta membalas kebaikan, pengorbanan dan jasa  mereka dengan surga firdaus yang tinggi.

Madinah An Nabawiyyah
✒Yami Amanda Cahyanto
Mahasiswa universitas Islam Madinah