Jumat, 03 Januari 2020

Fawaid Daurah syaikh Sholeh al ushoimi

Kekuatan Mengangkat IDEP (BULU MATA)
Cuplikan Fawaid Yang Berserakan

Dari Shubuh sampai jam 9.35 kemudian lanjut habis Ashar langsung sampai jam 21.30. Dimana setelah sholat Jum'at pun para penuntut ilmu yang dari seluruh penjuru dunia berduyun duyun untuk mengkapling posisi terdekat dengan Syaikh Sholih al-Ushoimy hafizhahullah. Karena memang dalam belajar sistem talaqi mulazamah itu posisi menentukan prestasi pemahaman.

Sunggguh kekuatan mengangkat IDEP (bulu mata) di uji benar. Bukan hanya sekedar basa-basi seperti yang terjadi di berbagai majelis ilmu di tanah air. Bahkan sebelum daurah sebagian besar dari kami rombongan dari tanah air pastinya mengalami kurang istirahat yang berkepanjangan karena memang proses perjuangan untuk bisa terbang ke Madinah juga tidak mudah.

Semenjak Isya mata ini sudah dibujuk rayu untuk menyerah sayu, namun apa daya kekuatan daurah begitu menyengat akhirnya mata pun memerah panas menahan kantuk, alhamdulillah masih bisa terkendali dengan adanya Emirates Coffee di tumbler yang disiapkan sebelum daurah.

Berikut cuplikan fawaid yang bisa dibagi malam ini:
المعقد الأول 
تطهير وعاء العلم قصص

Kisi Pertama Pengagungan Ilmu
Penyucian Wadahnya Ilmu

Syaikh Sholih bin Abdullah bin Hamd al-Ushoimy hafizhahullah berkata,
"Wadahnya ilmu itu adalah hati. Jika wadahnya kotor maka ilmu yang tadinya muliapun bisa berubah menjadi rusak." 

Dengan dasar sucinya hati maka ilmupun bisa masuk difahami. Semakin suci hatinya maka semakin muda pula ilmu itu masuk untuk difahami. Pemisalan Ilmu itu dalam hati itu seperti cahaya bolam lampu, jika kaca bolamnya bening cerah maka cahayanya akan berkilau jelas. Jika kaca bolamnya itu kusam maka cahayanya pun redup pudar.

Barangsiapa yang ingin mendapatkan ilmu maka hendaknya dia menghiasi batinnya dan membersihkan hatinya dari kotoran. Hati itu adalah substansi yang bagus dan tidak pantas kecuali untuk hati yang bersih.

Bersihnya hati itu faktornya kembali kepada dua ukuran penting yaitu:
a.   Bersihnya dari najis- kotoran berupa 
      Syubhat (kerancuan pemikiran)

b.   Bersihnya dari najis - kotoran berupa 
      Syahwat (nafsu)

Bersih hati adalah perkara yang sangat besar karena Nabi shallallahu'alaihi wasallam diperintahkan untuk membersihkan hati sebagaimana di al-Quran surat al-Mudatstsir ayat 4:
وَثِيَابَكَ فَطَهِّر
"dan bersihkanlah pakaianmu"

Ada ulama yang menafsirkan baju pakaian dengan batin seseorang dan itu adalah pendapat yang bagus.

وإذا كنت تستحي من نظر مخلوق مثلك إلى وسخ ثوبك فاستح من نظر الله إلى قلبك وفيه إحن وبلايا وذنوب وخطايا

Dan jika engkau malu dari penilaian manusia terhadap kotor yang melekat pada bajumu maka hendaknya engkau harus lebih merasa malu dari Maha Pengetahuan Allah terhadap hatimu sedangkan di dalam hati tersebut ada kesengsaraan, bencana, dosa dan kesalahan.

عن أبي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-  إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
 
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim no. 2564).

 من طهر قلبه فيه العلم حل , ومن لم يرفع منه نجاسته ودعه العلم وارتحل

 Barangsiapa yang mensucikan hatinya maka ilmu bisa masuk dan menjadi solusi baginya sedangkan barangsiapa yang tidak mampu menghilangkan najis kotoran hatinya maka ilmupun meninggalkannya dan pergi (takkan bisa masuk.)

Berbagai gambar rusak picisan yang diharamkan menggodanya, mengikuti berbagai omong kosong para durjana، bisikan iblis menyeret kemungkaran pun diikuti, bahkan merasa nyaman dengan apa yang diharamkan, perangai jasad dan kerusakan menjadi kebiasaannya, ngeyelpun menjadi jurus andalannya, dipenuhi sifat nifaq dan memecah belah maka bagaimana mereka bisa dapat ilmu? Tidak adanya bagian mereka  dari ilmu syar'i dan ilmu syar'i pun tak sudi untuk masuk pada mereka.

Sahal bin Abdullah At Tustary rahimahullah (wafat 283 H) berkata:

 حرام على قلب أن يدخله النور وفيه شيء مما يكره الله عز jوجل

Hati itu tercegah untuk menjadi faham dengan Al Qur'an dan as Sunnah manakala masih ada apa apa yang Allah benci padanya.

Semoga Allah senantiasa memberikan semangat kepada kita untuk senantiasa menjadi penuntut ilmu syar'i yang dibarokahi walaupun hanya secuil kecil.

Ditulis oleh Abu Usaid Zaki Rakhmawan yang sedang berusaha mengejar obat baper majelis ilmu bersama Daurah Muhimmatil Ilmi.