Senin, 31 Maret 2025

SEPERTI HATI BURUNG

SEPERTI HATI BURUNG

2840 حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ الشَّاعِرِ، حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ هَاشِمُ بْنُ القَاسِمِ اللَّيْثِيُّ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ، يَعْنِي: ابْنَ سَعْدٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَدْخُلُ الجَنَّةَ أَقْوَامٌ أَفْئِدَتُهُمْ مِثْلُ أَفْئِدَةِ الطَّيْرِ

2840 Telah menceritakan kepada kami Ḥajjāj bin asy-Syāʿir, telah menceritakan kepada kami Abū an-Naḍr Hāsyim bin al-Qāsim al-Laytsī, telah menceritakan kepada kami Ibrāhīm—yakni Ibnu Saʿd—telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Abū Salamah, dari Abū Hurairah, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: “Akan masuk surga suatu kaum yang hati mereka seperti hati burung.” [HR. Muslim]

Pelajaran dan Faedah dari Hadis:

[1] Keutamaan hati yang lembut dan penuh ketundukan
Dalam hadis ini, Rasulullah ﷺ menggambarkan orang-orang yang masuk surga sebagai kaum yang hatinya seperti hati burung. Ini menunjukkan bahwa sifat kelembutan hati, ketundukan, dan tidak keras kepala dalam menerima kebenaran adalah sifat yang terpuji.

[2] Keutamaan sifat takut kepada Allah
Salah satu tafsiran hadis ini adalah bahwa hati mereka seperti hati burung dalam hal rasa takut. Burung adalah makhluk yang selalu waspada dan takut, sebagaimana orang-orang yang saleh senantiasa merasa takut kepada Allah dan tidak lalai dalam ketaatan kepada-Nya.
Ini sesuai dengan firman Allah:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ 

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama.” (QS. Fāṭir: 28)

[3] Keutamaan tawakal kepada Allah
Tafsiran lain menyebutkan bahwa kaum yang hatinya seperti burung adalah mereka yang memiliki tawakal (ketergantungan penuh kepada Allah).
Dalam hadis lain, Rasulullah ﷺ bersabda:

لَوْ أَنَّكُمْ تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا 

“Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi dalam keadaan lapar dan pulang dalam keadaan kenyang.”(HR. At-Tirmidzī)

Ini menunjukkan bahwa sifat tawakal adalah ciri khas orang beriman yang akan mengantarkan mereka ke surga.

[4] Mengingatkan agar tidak tertipu dengan dunia
Burung tidak menumpuk makanan untuk keesokan harinya, tetapi tetap bertahan hidup dengan mengandalkan rezeki yang Allah berikan. Ini mengajarkan bahwa orang yang beriman hendaknya tidak terlalu larut dalam urusan dunia hingga melupakan ketergantungannya kepada Allah.

[5] Keseimbangan antara rasa takut dan harapan kepada Allah
Meskipun burung dikenal sebagai makhluk yang selalu waspada dan takut, ia juga tetap berusaha mencari rezekinya setiap hari. Ini mengajarkan keseimbangan antara khauf (takut kepada Allah) dan raja’ (mengharap rahmat-Nya).

[6] Dorongan untuk mengikuti jejak para salaf
Hadis ini juga dikuatkan dengan riwayat bahwa para ulama salaf memiliki rasa takut kepada Allah yang sangat besar. Mereka selalu introspeksi diri, tidak merasa aman dari azab-Nya, dan selalu berusaha meningkatkan ibadah serta keimanan mereka.

Kesimpulan
Hadis ini memberikan pelajaran tentang pentingnya memiliki hati yang lembut, penuh ketundukan, takut kepada Allah, dan bertawakal kepada-Nya. Sifat-sifat ini adalah jalan bagi seorang mukmin untuk mencapai kebahagiaan di akhirat dan memperoleh surga yang dijanjikan oleh Allah.
Ustadz didik suyadi