1. Nabi Muhammad SAW memiliki bacaan Al-Qur’an rutin (hizb) yang tidak pernah ditinggalkan.
2. Cara bacaan beliau penuh tartil (perlahan dan teratur), tidak cepat atau tergesa-gesa, huruf demi huruf, ayat demi ayat.
3. Beliau memanjangkan huruf-huruf mad seperti pada bacaan "Ar-Rahmaan" dan "Ar-Rahiim".
4. Selalu memulai bacaan dengan isti‘adzah, seperti:
"A‘uudzu billaahi minasy-syaithaanir-rajiim", atau
"Allaahumma inni a‘uudzu bika minasy-syaithaanir-rajiim, min hamzihi wa nafkhihi wa nafthihi".
5. Suka mendengarkan bacaan Al-Qur’an dari orang lain, seperti ketika meminta Abdullah bin Mas‘ud membacakan dan beliau menangis karena terharu.
6. Membaca dalam berbagai keadaan: berdiri, duduk, berbaring, dalam keadaan wudhu maupun hadats kecil; hanya tidak membaca saat junub.
7. Melagukan (mengindahkan) bacaan Al-Qur’an dan kadang merendahkan serta menggema suaranya (tarji').
8. Sabda Nabi tentang keindahan suara saat membaca Al-Qur’an:
"Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu."
"Bukan dari golongan kami yang tidak melagukan Al-Qur’an."
"Allah sangat mendengarkan bacaan Nabi yang bersuara indah saat membaca Al-Qur’an."
9. Tarji' adalah pilihan Nabi, bukan karena terpaksa (seperti guncangan unta), dan diteladani oleh sahabat seperti Abdullah bin Mughaffal.
10. Nabi pernah memuji bacaan Abu Musa Al-Asy‘ari, dan Abu Musa berkata: "Seandainya aku tahu engkau mendengarkan, tentu akan aku hias bacaanku seindah mungkin."
11. Jika tidak memiliki suara bagus, tetap dianjurkan memperindah suara semampunya.
Disarikan dari Zaadul Ma'aad Ibnu al-Qayyim rahimahullah
Ustadz noor akhmad setiawan