*Jabrul Khawâthîr*
Menggembirakan hati orang lain dan menjaga perasaan orang lain diantaranya. Ringan, tapi agung di sisi Allah.
Sekedar ucapan, "Syukran ya",
"Afwan banget, ana pengen hadir tapi qadarullah ada keperluan. Nyesel banget deh kalau gak terlibat.",
"Maaf, Pak, saya izin tak bisa hadir. Karena..."
"Ana Aasif (Saya nyesel banget)",
"Sorry banget ya, gaess..."
"Ahsanallahu ilaykum, Ustadz..."
"Jazaakumullahu khayran, Ikhwah..."
Anda ucapkan penuh anthusias, mata berbinar, dan penuh senyuman ketika berterima kasih.
Anda tunjukkan penyesalan ketika meminta maaf dan menyampaikan udzur.
Anda tunjukkan khidmat dan penuh pengharapan ketika mendo'akan orang lain.
Anda begitu perhatian ketika memberi bantuan.
Itu semua sangat berkesan di hati. Itulah efek Jabrul Khawathir...
Mungkin sebagian kita memandang ungkapan dan sikap seperti itu remeh. Tapi di sisi Allah ini bagian dari Jabrul Khawâthir. Agung sekali. Bentuk akhlaq mulia. Diantara bukti keimanan. Bekas dari ilmu yang didapat.
Jika tak ada hal sederhana seperti ini saja di diri kita, maka dimana bekas ilmu yang kita dapat itu? Dimana buahnya? Sebab perkara akhlaq paling minimal saja tak ada di diri kita.
Tahukah anda, bahwa sekedar ucapan "Syukran" saja terdengar begitu indah dan sangat berbekas bagi sebagian orang. Ia bak alunan yang sangat merdu dan menggembirakan.
Begitu pula ucapan, "Aduh, Afwan banget. Ana nyesel banget gak bisa hadir. Karena udzur...". Ini menunjukkan ia begitu perhatian dengan agenda, namun qadarullah memang ada udzur sehingga tidak bisa hadir. Tahukah anda bahwa ungkapan itu begitu sangat berharga bagi sebagian orang, begitu sangat merasa diperhatikan dan merasa tidak diacuhkan.
Namun jika tak ada sedikitpun ungkapan demikian dari kita, maka dimana buah ilmu yang kita pelajari?
Tahukah anda bahwa mereka mengundang anda, melibatkan anda, itu berarti mereka begitu perhatian dan menspesialkan anda?
Tahukah anda bahwa ada hati yang remuk tanpa jabrul khawathir. Ada hati yang bertanya-tanya tanpa adanya jabrul khawatir. Ada hati yang kecewa tanpa jabrul khawathir...
Jabrul khawâthir. Macam idkhâlus surûr 'ala qalbil mu‘min. Memasukkan kegembiraan ke hati mukmin, minimal menghargai perasaan. Ia juga bentuk menghibur yang kena musibah, hati yang suntuk, dsb. Ia juga bentuk bantuan pada yang membutuhkan. Meski sederhana, tapi itu agung di sisi Allah.
Telah berlalu di dalam riwayat Bukhariy tentang Rasul yang hadir ketika diundang oleh wanita tua yang miskin...
Telah berlalu juga beliau yang menghibur Abu 'Umair, bocah kecil yang bersedih karena burungnya mati...
Telah berlalu juga beliau yang menghadiri undangan makan sahabat, hingga sang sahabat begitu senang dibuatnya...
Dan masih banyak lagi akhlaq beliau yang tentu mencontohkan tentang Jabrul Khawâthir.
Ya...
Kita, terhadap mereka yang berjasa dalam hidup kita tentu harus memprioritaskannya. Jabrul Khawâthir adalah salah satu buktinya....
Jabrul khawâthir adalah PR kita semua. Terutama *Saya*.
هَلْ جَزَآءُ الْاِحْسَانِ اِلَّا الْاِحْسَانُ ۚ
"Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)."
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 60)
Astaghfirullâh, wa atûbu ilayh...
Maafkan saya, jika antum tak dapati Jabrul Khawâthir dalam diri saya...
Akhukum,
✍🏻 Abu Hazim Mochamad Teguh Azhar