Minggu, 18 Juli 2021

Takbir Mursal dan Muqayyad pada dua hari raya

*Takbir Mursal dan Muqayyad pada dua hari raya*

Diantara ibadah Sunnah yang disyaratkan saat hari raya adalah mengumandangkan takbir. Berikut keterangan dari para ulama khususnya Syafiiyyah,

an-Nawawi rahimahumullah mengatakan,

تَكْبِيرِ الْعِيدِ
وَهُوَ قِسْمَانِ. أَحَدُهُمَا: فِي الصَّلَاةِ وَالْخُطْبَةِ وَقَدْ مَضَى. وَالثَّانِي: فِي غَيْرِهِمَا، وَهُوَ ضَرْبَانِ. مُرْسَلٌ، وَمُقَيَّدٌ. فَالْمُرْسَلُ لَا يُقَيَّدُ بِحَالٍ، بَلْ يُؤْتَى بِهِ فِي الْمَسَاجِدِ وَالْمَنَازِلِ وَالطُّرُقِ لَيْلًا وَنَهَارًا. وَالْمُقَيَّدُ يُؤْتَى بِهِ فِي أَدْبَارِ الصَّلَاةِ خَاصَّةً. فَالْمُرْسَلُ مَشْرُوعٌ فِي الْعِيدَيْنِ جَمِيعًا، وَأَوَّلُ وَقْتِهِ فِي الْعِيدَيْنِ بِغُرُوبِ الشَّمْسِ لَيْلَةَ الْعِيدِ، وَفِي آخِرِ وَقْتِهِ طَرِيقَانِ. أَصَحُّهُمَا: عَلَى ثَلَاثَةِ أَقْوَالٍ. أَظْهَرُهَا: يُكَبِّرُونَ إِلَى أَنْ يُحْرِمَ الْإِمَامُ بِصَلَاةِ الْعِيدِ

_"Takbir id terbagi menjadi dua, salah satunya yang diucapkan saat shalat dan khutbah yang telah lewat pembahasannya. Yang kedua, ada dua macam yaitu mursal dan muqayyad. Takbir mursal tidak terikat dengan keadaan tertentu, bisa dilakukan di masjid, rumah, jalan pada waktu malam ataupun siang. Adapun takbir muqayyad diucapkan setelah shalat selesai. Takbir mursal disyariatkan pada dua hari raya ( Idul Fitri dan Idul Adha ) yang dimulai sejak tenggelamnya matahari di malam hari raya. Sedangkan waktu akhirnya ada dua riwayat madzab yang paling shahih ada tiga pendapat dan pendapat yang paling kuat berakhir sampai imam shalat id melakukan takbiratul ihram."_
( Raudhatut Thalibin II/79, as-Syamilah )

al-'Allamah ar-Ramli rahimahullahu menjelaskan,

فَصْلٌ فِي االتَّكْبِيرِ الْمُرْسَلِ وَالْمُقَيَّدِ وَبَدَأَ بِالْأَوَّلِ وَيُسَمَّى بِالْمُطْلَقِ أَيْضًا، وَهُوَ مَا لَا يَكُونُ عَقِبَ صَلَاةٍ فَقَالَ (يُنْدَبُ) (التَّكْبِيرُ) لِمُسَافِرٍ وَحَاضِرٍ وَذَكَرٍ وَغَيْرِهِ، وَيَدْخُلُ وَقْتُهُ (بِغُرُوبِ الشَّمْسِ لَيْلَةَ الْعِيدِ) اللَّامُ فِيهِ لِلْجِنْسِ الصَّادِقِ بَعِيدِ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى (فِي الْمَنَازِلِ وَالطُّرُقِ وَالْمَسَاجِدِ وَالْأَسْوَاقِ) لَيْلًا وَنَهَارًا، أَمَّا فِي الْفِطْرِ فَلِقَوْلِهِ تَعَالَى {وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ} [البقرة: ١٨٥] قَالَ الشَّافِعِيُّ: سَمِعْت مَنْ أَرْضَاهُ مِنْ الْعُلَمَاءِ بِالْقُرْآنِ يَقُولُ: الْمُرَادُ بِالْعِدَّةِ عِدَّةُ الصَّوْمِ، وَبِالتَّكْبِيرِ عِنْدَ الْإِكْمَالِ، وَأَمَّا عِيدُ الْأَضْحَى فَبِالْقِيَاسِ عَلَيْهِ: أَيْ بِالنِّسْبَةِ لِلْمُرْسَلِ.

_"Bab tentang takbir Mursal dan Muqayyad. Penulis mulai menyebutkan yang pertama yang disebut juga dengan takbir mutlak yaitu tidak dilakukan setelah selesai shalat. Penulis mengatakan, disunnahkan takbir bagi musafir dan juga yang bukan musafir, laki-laki atau yang lainnya. Takbir ini dimulai sejak terbenam matahari malam hari raya. Huruf alim lam pada kata العيد menunjukkan jenis sehingga mencakup Idul Fitri dan Idul Adha. Takbir ini disunnahkan diucapkan di rumah, jalan, masjid dan pasar, baik malam hari atau siang. Adapun dalil yang mendasari dimulainya takbir mutlak Idul Fitri adalah firman Allah Ta'ala,"_

وَلِتُكۡمِلُوا۟ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ

_"Dan hendaklah kalian cukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah..."_( QS.Al-Baqarah :185 )

_"as-Syafi'i berkata, Aku mendengar ulama yang diridhai dengan Al-Qur'an berkata, yang dimaksud dengan Iddah adalah hitungan puasa dan bertakbir ketika telah selesai jumlah hari puasa. Adapun dalil untuk dimulainya takbir mutlak hari raya Idul Adha adalah qiyas dengan takbir Idul Fitri."_
(Nihayatul Muhtaj II/397, as-Syamilah)

Jika di sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah melihat binatang ternak, maka disunnahkan juga bertakbir sebagaimana disebutkan oleh al-'Allamah Zainuddin al-Malibari rahimahumullah,

وفي ليلتهما من غروب الشمس إلى أن يحرم الإمام مع رفع صوت وعقب كل صلاة ولو جنازة من صبح عرفة إلى عصر آخر أيام التشريق وفي عشر ذي الحجة حين يرى شيئا من بهيمة الأنعام أو يسمع صوتها.

_"Juga ( disunnahkan bertakbir ) pada malam dua hari raya sejak tenggelamnya matahari sampai imam takbiratul ihram saat shalat id. Bertakbir dengan mengeraskan suara dan juga setiap selesai shalat meskipun shalat jenazah dimulai sejak subuh hari Arafah sampai ashar hari tasyrik terakhir (13 Dzulhijjah). Disunnahkan pula bertakbir pada sepuluh awal Dzulhijjah ketika melihat binatang ternak atau mendengar suaranya."_
(Fathul Mu'in, hlm. 119)

Dari keterangan di atas bisa diambil faedah bahwa takbir di awal-awal bulan Dzulhijjah dikaitkan dengan melihat atau mendengar suara binatang ternak.

al-'Allamah Abu Bakr ad-Dimyati memaparkan,

_"Dan disunnahkan pula bertakbir pada sepuluh awal Dzulhijjah berdasarkan firman Allah Ta'ala,"_

وَیَذۡكُرُوا۟ ٱسۡمَ ٱللَّهِ فِیۤ أَیَّامࣲ مَّعۡلُومَـٰتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِیمَةِ ٱلۡأَنۡعَـٰمِۖ 

_"Dan mereka menyebut nama Allah pada hari yang ditentukan atas rejeki yang telah Allah berikan berupa binatang ternak."_(QS. Al-Hajj : 28)

_"an-Nawawi berkata dalam kitab al-Adzkar, Ibnu Abbas, as-Syafi'i dan juga jumhur ulama mengatakan bahwa yang dimaksud adalah sepuluh hari ( awal Dzulhijjah )"_

(I'anatut Thalibin I/445 )

Ibnu Hajar al-Haitami menjelaskan,

ويكبّر ندبا لرؤية النعم أي عند رؤية شيء منها وهي الإبل والبقر والغنم في الأيام المعلومات وهي عشر ذي الحجة.

_"Dan disunnahkan bertakbir ketika melihat binatang ternak yaitu unta atau sapi atau kambing pada hari-hari yang telah diketahui yaitu sepuluh hari Dzulhijjah."_( al-Minhaj al-Qawim, hlm. 330 )

as-Syabramalisy mengatakan tentang takbir ketika melihat binatang ternak,

أَيْ كَأَنْ يَقُولَ اللَّهُ أَكْبَرُ فَقَطْ كَمَا قَالَهُ ابْنُ عُجَيْلٍ وَالرِّيمِيُّ وَهُوَ الْمُعْتَمَدُ، وَقَالَ الْأَزْرَقِيُّ: يُكَبِّرُ ثَلَاثًا 

_"Dengan mengucapkan Allahu Akbar satu kali saja sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Ujail dan ar-Raimi dan inilah pendapat mu'tamad. Namun al-Azraqi berpendapat bertakbir tiga kali."_( Nihyatul Muhtaj bersama hasyiah as-Syabramalisy II/400, as-Syamilah )

al-'Allamah Mahfudz at-Tarmasi menyebutkan hikmah takbir ketika melihat binatang ternak,

أنّه لا يكبّر لرؤيتها أيام التشريق ويوجه بإنه إذا دخل يوم النحر دخل وقت التضحية فيتهيأ مريدها لفعلها، إذ الحكمة في طلب التكبير عند رؤية بهيمة الأنعام في عشر ذي الحجة استحضار طلبها فيه ثم الاشتغال به حثا لفعل التضحية عند دخول وقتها.

_"Bahwasanya tidak bertakbir ketika melihat binatang ternak di hari tasyrik dimana ketika masuk hari nahr ( 10 Dzulhijjah ) maka sudah masuk waktu pelaksanaan kurban sehingga sudah siap-siap untuk penyembelihan kurban. Ini karena hikmah disyariatkannya takbir ketika melihat binatang ternak pada sepuluh hari Dzulhijjah adalah agar ada keinginan untuk mencari binatang ternak kemudian berusaha mendapatkannya sebagai dorongan untuk menyembelih hewan kurban pada waktunya."_( Hasyiah at-Tarmasi IV/503 )

*Takbir muqayyad hanya ada pada Idul Adha.* an-Nawawi rahimahumullah menyatakan,

وَتَكْبِيرُ لَيْلَةِ الْفِطْرِ آكَدُ مِنْ لَيْلَةِ الْأَضْحَى عَلَى الْجَدِيدِ، وَفِي الْقَدِيمِ عَكْسُهُ، وَأَمَّا الْمُقَيَّدُ، فَيُشْرَعُ فِي الْأَضْحَى، وَلَا يُشْرَعُ فِي الْفِطْرِ عَلَى الْأَصَحِّ عِنْدَ الْأَكْثَرِينَ.

_"Takbir malam Idul Fitri lebih ditekankan dibandingkan takbir malam Idul Adha menurut pendapat baru Imam as-Syafi'i berbeda dengan pendapat lama yang lebih mengunggulkan takbir malam Idul Adha. Adapun takbir muqayyad hanya disyariatkan pada Idul Adha saja, tidak disyariatkan pada Idul Fitri menurut pendapat yang paling kuat dari kebanyakan ulama madzhab."_( Raudhatut Thalibin II/80, as-Syamilah ) 

*Lafadz takbir*
an-Nawawi dalam Minhajut Thalibin mengatakan,

وصيغته المحبوبة الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد ويستحب أن يزيد كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا

_"Lafadz takbir yang disukai adalah,"_

الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد

_"dan dianjurkan untuk menambahi dengan kalimat,"_

كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا

(Minhajut Thalibin, hlm. 53, as-Syamilah)

 
Kesimpulan dari beberapa ibarah di atas antara lain :

1️⃣Takbir hari raya terbagi menjadi dua, mutlak dan muqayyad.
2️⃣Takbir mutlak tidak terikat dengan waktu. Adapun takbir muqayyad terikat dengan waktu yaitu dilakukan setelah selesai shalat fardhu dan bisa juga setelah selesai shalat jenazah.
3️⃣Takbir mursal disyariatkan pada dua hari raya dan dimulai sejak tenggelamnya matahari pada malam hari raya dan berakhir sampai imam shalat id melakukan takbiratul ihram.
4️⃣Takbir muqayyad hanya ada pada Idul Adha tidak ada pada Idul Fitri.
5️⃣Takbir mursal bisa dilakukan di masjid rumah, jalan, pasar dan lainnya.
6️⃣Dalil dimulainya takbir Mursal Idul Adha adalah qiyas ke takbir Idul Fitri.
7️⃣Takbir malam Idul Fitri lebih ditekankan dibandingkan takbir malam Idul Adha.
8️⃣ Disunnahkan bertakbir dengan mengucapkan الله أكبر satu kali di sepuluh awal Dzulhijjah ketika melihat binatang ternak atau mendengar suaranya.
9️⃣Syariat takbir hari raya tidak dibedakan antara mukim ( non safar ) ataupun musafir.
1️⃣0️⃣Lafadz takbir mutlak dan muqayyad tidak ada bedanya.

Semoga Allah ta'ala memberi taufik pada kita untuk bisa mengamalkannya.

Allahu a'lam.

✍🏻 Agus Abu Husain