وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Pertama bahwa ulama Syafiiyah belakangan lebih tahu maksud para pendahulunya.
Dan insyaallah akan kita nukilkan sebagian dari kesimpulan ulama belakangan tentang pertanyaan yaitu wajibkah wanita menutup wajahnya jika ada laki-laki ajnabi (bukan mahram dan bukan suami).
🔖 Dalam kitab Nailu Rojaa Syarh Safiinatun Najaa
عورة الحرة والأمة عند الرجال الأجانب وهم من ليس بينهم محرمية بنسب أو رضاع أو مصاهرة وهي جميع البدن حتى الوجه والكفين فيجب عليهما ستره ويحرم عليهم نظر شيء منه
*Aurat wanita merdeka dan budak di sisi para laki-laki ajnabi yaitu yang tidak memiliki hubungan mahram karena nasab atau mahram karena susuan atau mahram karena pernikahan maka auratnya adalah seluruh badannya termasuk wajah dan kedua telapak tangannya. Maka WAJIB BAGI WANITA MERDEKA MAUPUN BUDAK ITU MENUTUP WAJAHNYA dan haram bagi para laki-laki melihat sesuatu dari wajahnya.*
➡️ Akan tetapi dalam kitab Almu'tamad fil Fiqh Syafi'i rahimahullohu ta'ala disebutkan bahwa wajibnya menutup wajah itu jika khawatir fitnah.
اما عورة المرأة على الرجال الأجانب سواء المسلم والكافر والعفيف والفاسق والعاقل والمجنون وهو المطلوب في ستر العورة للصلاة فجميع جسمها ما عدا الوجه والكفين الا عند خوف الفتنة فتشمل العورة الوجه والكفين. وفي جميع الحالات لا يجوز للرجال الأجانب ان ينظروا إلى ما تكشفهالمرأة من وجهها ويديها
*Adapun aurat wanita di sisi para laki-laki ajnabi sama saja muslim atau kafir, terhormat dalam agamanya atau fasik, berakal atau gila maka auratnya yang diharuskan ditutup ketika shalat. Maka seluruh badannya selain wajah dan dua telapak tangan, kecuali jika khawatir fitnah maka aurat yang wajib ditutup itu mencakup wajah dan kedua telapak tangannya. Dan dalam segala keadaan tidak boleh bagi para laki-laki ajnabi melihat kepada yang tidak ditutup oleh wanita dari wajahnya dan kedua telapak tangannya.* (kecuali keadaan tertentu sebagaimana pernah disampaikan).
🔖 Dan dalam I'anatut Tholibin:
نعم الوجه وجوبه عليها إذا علمت نظر أجنبي إليها اخذا من قولهم يلزمها ستر وجهها عن الذمية ولان في بقاء كشفه إعانة على الحرام
*Ya, wajah itu wajib bagi wanita menutupnya jika si wanita itu tahu adanya pandangan laki-laki ajnabi kepadanya sebagai kesimpulan dari perkataan para ulama tentang lazimnya menutup wajahnya dari wanita dzimmiyah dan juga karena tetap membiarkan terbuka itu membantu hal yang haram.*
Wallohu a'lam
Ustad Sunardi grup wa fiqh usroh