Minggu, 18 Juli 2021

Amanat Pada Panitia Kurban

🍁 *Amanat Pada Panitia Kurban*

Panitia kurban terhitung sebagai wakil dari orang yang berkurban, dan apabila orang yang mewakilkan itu mensyaratkan suatu ketentuan maka si wakil harus mengikutinya 

وإن قيد بشيء أتبع

“Dan jika orang yang mewakilkan mengaitkan dengan sesuatu maka harus diikuti” (Hasyiah I’anatuth-Thalibin 3/166)

Dalam satu kaedah fiqh disebutkan

إذا قيدت الوكلة بقيد فليس للوكيل مخالفته

“Apabila suatu akad perwakilan dikaitkan dengan suatu batasan maka tidak boleh bagi si wakil menyelisihinya”. (Mausu’atul Qawa’id Wadl Dlawabith Al-Fiqhiyyah/ Syaikh Ali Ahmad Annadawiy)

Maka dengan demikian, maka jika orang yang berkurban mengatakan kepada panitia; 

“Saya nanti mau ambil satu paha belakang dan bagian hatinya”, 

maka tidak boleh bagi panitia yang telah menerima perwakilan mengabaikan hal tersebut dan tidak memberikan apa yang telah ditentukan, ini merugikan pemilik kurban, dan ini termasuk ke dalam khianat.

Sebab otoritas kekuasaan wakil bersifat terbatas, dan objek yang dia tangani merupakan amanat yang tidak boleh dia tangani dengan cara yang dapat merugikan orang yang memberi perwakilan, 

Para ulama telah menetapkan bahwa objek yang diwakilkan kepada wakil hakikatnya adalah amanat

والوكالة من عقود الأمانة ومال الموكل في يد الوكيل أمانة

“Dan akad perwakilan termasuk dari akad amanah dan harta orang yang mewakilkan di tangan wakil adalah amanat” (Fiqhulmu’amalah)

Dan kita telah diwajibkan menunaikan amanah dan dilarang berperilaku khianat, Allah ‘Azza Wajjala berfirman; 

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ 

“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,” (Annisa’ 58) 

📌 Bekasi Timur, 17 July 2021
Musa Abu ‘Affaf
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4116227245139277&id=755265021235533