Mengritik tanpa Menzhalimi.
Objektivitas dan keadilan itu mahal, Al-Albani rahimahullah dalam banyak hal sering mengkritik dan meluruskan pemahaman IM, namun beliau tidak melampau batas dan proporsional...
berikut cerita Syaikh Al-Albani rahimahullah:
: .. ، فما أدري كيف جاءت مناسبة فذكرت الإخوان المسلمين هناك في سوريا، قال لي: الخُّوان المسلمين. أنا الحقيقة لم أستحسن منه هذه اللفظة، وتكلمت معه بصراحة، قلت يا شيخ إطلاق هذا الاسم لا يخلو من غلو؛ لأنه قد يكون فيهم ناس طيبين وصالحين ومخلصين لكن شبه لهم، أما نقول خوان .. فنحن لا نقول مثل هذا الكلام، لكن نعبر عن واقعهم أنهم ليسوا على المنهج السلفي القائم على الكتاب والسنة وعلى منهج السلف الصالح
(الهدى والنور / ٦٠٠/ ٤٨: ٢٥: ٠٠)
Saya tidak tahu bagaimana kecocokannya, aku sebut al-Ikhwan al-Muslimin di sana (di Suriah), lalu ada yg berkata (memplesetkan): al-Khuwanul Muslimin (penkhianat kaum muslimin). saya (al-Albani) sebenarnya tidak suka dg kalimat ini darinya, maka aku katakan terus terang kepadanya: " wahai Syaikh, memutlakan nama (laqob) tsb tidak terlepas dari Ghuluw (melampau batas), karena bisa jadi di antara mereka ada orang² yg baik, orang2 shalih dan orang² yg ikhlas namun ada kesamaran bg mereka. adapun ucapan (( Khuwan/para pengkhianat)) maka kami tidak mengucapkan kalimat tsb. Akan tetapi kita katakan berdasarkan realita mereka, BAHWA MEREKA TIDAK DI ATAS MANHAJ SALAF YNG TEGAK DI ATAS AL KITAB DAN AS-SUNNAH BERDASARKAN PEMAHAMAN SALAF..
Mengkritik dan meluruskan adalah keharusan, namun kezhaliman itu tetap haram.
Ustadz Dr Fadlan fahamsyah