Jumat, 30 Agustus 2024

PEMBUKAAN DAUROH BUKHARI KETUJUH

PEMBUKAAN DAUROH BUKHARI KETUJUH

SYAIKH IBRAHIM BIN ‘AMIR AR-RUHAILI -hafizhahullaah-:

1. Dengan menuntut ilmu seorang muslim bisa melihat: jalannya, agamanya, dan Sunnah Nabi -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-.

2. Penduduk negeri ini -yang saya kenal- memiliki keistimewaan berupa tawadhu’ dan akhlak yang mulia, dan ini termasuk sebab untuk seseorang mendapatkan taufik untuk kebaikan. Seorang hamba akan senantiasa dalam kebaikan selama dia bersikap tawadhu’.

3. Dakwah telah melalui berbagai keadaan dan kejadian yang membutuhkan kepada saling kerjasama. Dan bersatunya para da’i merupakan suatu kebaikan yang besar.

4. Kita tidaklah ma’shum, sehingga sepantasnya kita untuk senantiasa instrospeksi diri dan rujuk kepada kebenaran, serta kita butuh kepada saling menasehati di antara kita. Imam Malik -rahimahullaah- telah berkata: “Tidak ada seorang pun di antara kita melainkan bisa diambil perkataannya dan bisa ditolak, kecuali penghuni kubur ini (Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-).

5. Saya lihat banyak dari ikhwan yang berselisih disebabkan perbedaan pandangan mereka dalam hal-hal kontemporer yang terjadi. Di antara yang perlu untuk senantiasa diingatkan adalah: melihat kepada maslahat dan mafsadat (dalam hal kontemporer yang terjadi).

6. Sebagian ikhwan bersikap keras terhadap ikhwan lain. Padahal kita harus bersabar dalam menyikapi orang lain dan kita tidak membalas kezhaliman mereka dengan cara kita menzhaliminya.

7. Yang jadi sandaran (kebenaran seseorang) bukanlah semata-mata penisbatan dirinya kepada Sunnah, akan tetapi yang dianggap darinya adalah: pembelaannya terhadap kebenaran dan ittiba’-nya terhadap dalil.

8. Ta’shil ‘Ilmi; inilah yang bermanfaat, bukan semata-mata membangkitkan semangat orang-orang awam dengan khuthbah (yang indah).

SYAIKH ‘ABDUL MALIK AR-RAMADHANI -hafizhahullaah-:

1. Sebagian masjid dan yayasan mengadakan dauroh-dauroh tapi setelah selesai dauroh: tidak terlihat cahaya (hasil)nya. Mereka hanya akan semangat kembali ketika diadakan dauroh yang selanjutnya. Perlu difahami bahwa dauroh ini hanya semacam penyemangat, dan setelah dauroh; maka para pesertanya melanjutkan dengan (menyebarkan ilmunya kepada) manusia.

2. Dauroh yang diadakan oleh Ma’had Imam Bukhari ini; maka ini sesuai dengan namanya: Imam Bukhari, yang merupakan imam Ahlus Sunnah dan seorang yang mencapai puncaknya dalam semangat terhdap ilmu, dimana dalam semalam beliau sampai terbangun lima belas kali untuk menulis ilmu, sehingga di antara hasilnya adalah Kitab Shahih Bukhari yang merupakan kitab paling shahih setelah Al-Qur-an.

3. Dahulunya kita lihat manusia sangat jauh dari ilmu dan sangat sibuk terhadap dunia, sampai orang berilmu kesulitan untuk mencari orang yang mau mengambil ilmu darinya. Maka handaknya engkau berusaha memasukkan Sunnah kedalam setiap rumah.

Dahulu negeri ini dipenuhi syubhat -syirik dianggap tauhid, bid’ah dianggap sunnah, dll.- dan juga dipenuhi dengan syahwat. Dan sekarang Tauhid dan Sunnah telah tersebar; maka hendaklah kalian bersyukur kepada Allah atas nikmat ini.

-ditulis dengan ringkas oleh: Ahmad Hendrix