Sabtu, 17 Agustus 2024

Sungguh, seorang dari mereka berbuat syirik, sampai-sampai ia berbuat syirik dengan anjingnya. Yaitu ucapannya, 'Kalau bukan karena anjing, pasti malam ini kita sudah kecurian'."

📒 Syirik Ucapan yang Tersebar Luas

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:

إن أحدهم يشرك حتى يشرك بكلبه فيقول: لولا الكلب لسرقنا الليلة. 

"Sungguh, seorang dari mereka berbuat syirik, sampai-sampai ia berbuat syirik dengan anjingnya. Yaitu ucapannya, 'Kalau bukan karena anjing, pasti malam ini kita sudah kecurian'." ( Fathul Bari, Ibnu Rajab, 1/147 )

🇮🇩🇸🇦 ICC DAMMAM KSA
Channel Telegram: https://t.me/iccdammamksa

Perbuatan ini juga dianggap sepele oleh kebanyakan orang saat ini. Padahal menyandarkan nikmat kepada selain Allah termasuk syirik dan kekufuran kepada-Nya. Allah Ta’ala mengatakan tentang orang yang mengingkari nikmat Allah dalam firman-Nya yang artinya,”Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.” (An Nahl: 83)

Menurut salah satu penafsiran ayat ini : ‘Mereka mengenal berbagai nikmat Allah (yaitu semua nikmat yang disebutkan dalam surat An Nahl) dengan hati mereka, namun lisan mereka menyandarkan berbagai nikmat tersebut kepada selain Allah. Atau mereka mengatakan nikmat tersebut berasal dari Allah, akan tetapi hati mereka menyandarkannya kepada selain Allah’.

Menyandarkan nikmat kepada selain Allah termasuk syirik karena orang yang menyadarkan nikmat kepada selain Allah berarti telah menyatakan bahwa selain Allah-lah yang telah memberikan nikmat (ini termasuk syirik dalam tauhid rububiyah). Dan ini juga berarti dia telah meninggalkan ibadah syukur. Meninggalkan syukur berarti telah menafikan (meniadakan) tauhid. Setiap hamba mempunyai kewajiban untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan.

Contoh dari hal ini adalah mengatakan ‘Rumah ini adalah warisan dari ayahku’. Jika memang cuma sekedar berita tanpa melupakan Sang Pemberi Nikmat yaitu Allah, maka perkataan ini tidaklah mengapa. Namun, yang dimaksudkan termasuk syirik di sini adalah jika dia mengatakan demikian dan melupakan Sang Pemberi Nikmat yaitu Allah Ta’ala.

Marilah kita berusaha tatkala mendapatkan nikmat, selalu bersyukur pada Allah dengan memenuhi 3 rukun syukur, yaitu: [1] Mensykuri nikmat tersebut dengan lisan, [2] Mengakui nikmat tersebut berasal dari Allah dengan hati, dan [3] Berusaha menggunakan nikmat tersebut dengan melakukan ketaatan kepada Allah.  (Lihat I’anatul Mustafid, hal. 148-149 dan Al Qoulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, II/93)



Sumber https://rumaysho.com/394-syirik-yang-sering-diucapkan.html

Apa hukum dalam syariat apa yang dikatakan sebagian orang:

“seandainya tidak ada (kalau bukan karena) dokter Fulan pasti saya sudah mati”

“kalau bukan karena pengalaman pilot Fulan pasti pesawat akan jatuh”

“kalau bukan karena guru maka akan gagal para murid”?


https://muslimafiyah.com/waspadai-perkataan-kalau-bukan-karena-dokter-pasti-saya-sudah-mati.html