Minggu, 01 Agustus 2021

Yang Rasulullah syariatkan saat ziarah kubur adalah mengingat akhirat, berbuat baik kepada pihak yang diziarahi dengan cara mendoakan kebaikan untuknya, mendoakan rahmat atasnya, memohonkan ampunan baginya dan keselamatan. Maka peziarah semisal ini berbuat baik kepada diri sendiri dan kepada mayyit. Adapun mereka, orang-orang musyrik memutarbalikkan perkara dan agama. Mereka menjadikan tujuan ziarah justru berbuat kesyirikan terhadap mayyit, berdoa kepadanya dan bertawassul dengannya, meminta kepadanya hajat mereka, meminta keberkahan darinya dan bantuan untuk mereka terhadap musuh dan lainnya. Maka mereka ini berbuat buruk terhadap diri mereka sendiri dan kepada mayyit

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah -rahimahullah- berkata:

الذى شرعه الرسول صلى الله تعالى عليه وسلم عند زيارة القبور: إنما هو تذكر الآخرة، والإحسان إلى المزور بالدعاء له، والترحم عليه، والاستغفار له، وسؤال العافية له. فيكون الزائر محسناً إلى نفسه وإلى الميت، فقلب هؤلاء المشركون الأمر، وعكسوا الدين وجعلواً المقصود بالزيارة الشرك بالميت، ودعاءه والدعاء به، وسؤاله حوائجهم، واستنزال البركات منه، ونصره لهم على الأعداء ونحو ذلك. فصاورا مسيئين إلى نفوسهم وإلى الميت

“Yang Rasulullah syariatkan saat ziarah kubur adalah mengingat akhirat, berbuat baik kepada pihak yang diziarahi dengan cara mendoakan kebaikan untuknya, mendoakan rahmat atasnya, memohonkan ampunan baginya dan keselamatan. Maka peziarah semisal ini berbuat baik kepada diri sendiri dan kepada mayyit. 
Adapun mereka, orang-orang musyrik memutarbalikkan perkara dan agama. Mereka menjadikan tujuan ziarah justru berbuat kesyirikan terhadap mayyit, berdoa kepadanya dan bertawassul dengannya, meminta kepadanya hajat mereka, meminta keberkahan darinya dan bantuan untuk mereka terhadap musuh dan lainnya. Maka mereka ini berbuat buruk terhadap diri mereka sendiri dan kepada mayyit.” [Ighatsah al-Lahfan, 1/198]
Ustadz Hasan