Selasa, 10 Agustus 2021

Ringkasan Kajian bersama Syaikh. Dr. Abdul Aziz As-Sadhan Hafidzahullahu Ta'ala (Salah satu Ulama Saudi Arabia)Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja'far, Lc

✍️ Renungan dari Firman Allah Ta’ala : "Dia menjadikan aku (Isa) seorang yang diberkati di mana saja aku berada" 

وقفات مع قوله تعالى "وجعلني مباركا أينما كنت" 

Ringkasan Kajian bersama Syaikh. Dr. Abdul Aziz As-Sadhan Hafidzahullahu Ta'ala (Salah satu Ulama Saudi Arabia)

Oleh : Abu Yusuf Akhmad Ja'far, Lc 

Beliau menyampaikan muqoddimah dengan menyebutkan kegembiraan atas terselenggaranya kajian ini. 

Dengan penuh tawadhu, beliau mengatakan : Hendaknya saya yang menjadi pendengar untuk mangambil faidah dari para duat yang hadir dalam kajian ini, bukan menjadi pembicara. 

Pembahasan kali ini adalah renungan dari Firman Allah Ta’ala di Surat Maryam ayat 31. Ayat ini bercerita tentang Nabi Isa Alaihissalam. Kitab-kitab tafsir sudah banyak menyebutkan akan hal ini. 

Beliau akan membahas renungan ayat ini dari sisi ilmu, dan beberapa faidah yang terkandung di dalamnya. 

Sebelumnya beliau memberi motivasi kepada para dai (para penuntut ilmu), bahwasanya mereka 
- Penyeru kebaikan
- Manusia bertanya kepada mereka
- Menusia mencontoh mereka
- Manusia belajar kepada mereka

Bukan karena mereka tampan, tinggi nasabnya ataupun sempurna bentuk tubuhnya, akan tetepai karena mereka memiliki ilmu. Tentu ini adalah sebuah kemuliaan. 

Imam Al-Qurtuby berkata dalam tafsirnya, bahwa Rif'ah (kemuliaan) ada dua macam. 
- Secara Umum
Kemuliaan orang Islam atas selainnya
- Secara Khusus
Kemuliaan orang-orang yang berilmu dalam agama Islam

Berkumpul dua kemuliaan ini dalam firman Allah Ta’ala :
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
"Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadalah : 11)

Manusia akan bertanya kepada ahli ilmu/ para dai, tentang permasalahan agama, baik itu Aqidah, Fiqhiyyah semisal thaharoh, sholat, puasa, haji dan permasalahan muamalah. 

Mereka bertanya kepada para dai untuk melaksanakan kewajibannya kepada Allah Ta’ala. 

Keberadaan penuntut ilmu para dai memiliki manfaat yang sangat besar, bukan hanya untuk dirinya sendiri akan tetapi untuk makhluk Allah lainnya disekelilingnya. Bahkan hewan pun juga merasakan manfaatnya. 

Penuntut ilmu/dai ibarat Hujan (Al-Ghoits), dimanapun turun akan memberikan manfaat, berkah kehidupannya. 

Nabi Muhammad salallahu alaihissalam bersabda : 
وَإِنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانِ فِي الْمَاءِ
"Dan seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit dan bumi hingga ikan yang ada di air."

Kenapa hewan juga ikut mendoakan ampunan kepada penuntut ilmu? Karena mereka mengajari manusia bagaimana cara berburu yang benar, bagaiamana cara menyembelih yang benar. Apa saja yang dibolehkan, dan apa saja yang tidak dibolehkan. Mengingatkan manusia agar tidak menyakiti atau menelantarkan hewan. 

Kembali kita renungi ayat 
"وجعلني مباركا أينما كنت" 
 "Dia menjadikan aku (Isa) seorang yang diberkati di mana saja aku berada" 

✅Para Nabi adalah manusia yang paling besar dalam menampakkan nikmat Allah atasnya. Diantaranya, dijadikannya untuk mereka keberkahan dimanapun berada sebagaimana disebutkan oleh Isa Alaihissalam. 

Seorang tidak bisa memberikan manfaat untuk orang lain, melainkan dengan Taufiq, rahmat dan pertolongan dari Allah Ta’ala. 

Makna Barakah adalah sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya dan juga bisa memberikan manfaat kepada selainnya. 

Makna dari أينما كنت sebagaimana sabda Nabi 
اتق الله حيثما كنت
Yakni dimana dan kapan pun kita berada dapat memberikan manfaat. Untuk orang tua, orang lain, musuh, hewan, ketika sendirian dalam ibadah kepada Allah, kepada yang lebih muda darinya, kepada orang yang lebih tua, penjual, pembeli, teman dll. 

Hendaknya penuntut ilmu demikian, Jika berada di Masjid, dia bermanfaat 
- Jika berada diatas mimbar, dia bermanfaat dengan khutbahnya di Hari Jum'at 
- Jika menjadi imam, maka manusia merasakan manfaatnya dengan memberi contoh sifat sholat Nabi Muhammad salallahu alaihissalam 
- Jika menjadi guru di sekolah, universitas, pondok pesantren atau tempat lain, maka memberikan manfaat (berupa ilmu yang bermanfaat) untuk murid-muridnya 

Ini semua merupakan bentuk zakat ilmu. 

✅Penuntut ilmu harus mengamalkan ilmunya, baik dalam perkataannya ataupun cara berpakaiannya, terlebih dalam Akhlak dan ibadahnya. 

Termasuk diantara keberkahan, sebagian orang memiliki ilmu yang sedikit, namun dia bisa menyampaikan ilmunya kepada manusia sehingga banyak yang mendapatkan manfaatnya, diantaranya melalui Akhlak yang mulia, bagus dalam bermuamalah dengan manusia. 

Sebaliknya, ada yang memiliki ilmu banyak namun manfaatnya sedikit karena tidak dihiasi dengan akhlak yang mulia, diantaranya tidak bisa saling tolong menolong sesama penuntut ilmu (individualis). 

Di antara tanda keberkahan orang yang berilmu adalah :

✅ Sering memeriksa dirinya sendiri dan sering bermuhasabah

Ibnul Qoyyim mengakatan, diantara waktu yang baik untuk muhasabah ketika menjelang tidur, bersendiri, sehingga bisa melihat kekurangan dirinya. (Selengkapnya lihat Kitab Ar-Ruh) 

✅ Bersemangat untuk mengajari dan memperbaiki keluarganya. Jangan sampai ia bersemangat memperbaiki orang lain, namun tidak memperbaiki keluarganya. Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

خيرُكُم خَيرُكُم لأَهْلِهِ وأَنا خيرُكُم لأَهْلي

"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah orang yang paling baik kepada keluargaku" (HR. Tirmidzi, shahih).

Syubhat sebagian da'i, dia berkata : "Saya sibuk dengan dakwah, menulis buku, safari dakwah kesana-kemari, memperbaiki keadaan manusia di luar sana, dan tidak sempat mengajari keluarga". 

Tentu ini hujjah yang keliru. 

Maka kita jawab, Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam juga sibuk, beliau ada 9 rumah (setiap istrinya di rumah yang berbeda), beliau menjadi imam shalat berjamaah, begitu juga shalat jum' at,,, beliau membagi-bagi sedekah, menjenguk orang sakit, memperhatikan umatnya, beliau juga berjihad, tapi bersamaan dengan ini semua beliau juga paling baik kepada keluarganya.

Jika seorang penuntut ilmu atau dai tidak perhatian kepada keluarganya maka tentu ini adalah sebuah kesalahan. 

Allah Ta’ala berfirman : 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka" (QS. At-Tahrim :6) 

Ali bin Abi Thalib berkata :
علموا أولادكم و أهلكم الخير
"Ajarilah anak dan keluarga kalian kebaikan" 

Said bin Zaid berkata : "Jika aku sudah menikahkan anakku, menghajikannya, dan mengajarkannya Al-Qur'an, maka aku sudah menunaikan haknya, tinggal aku menunggu dia menunaikan hakku sebagai orang tua"

Malik bin Huwairis dan yang lainnya ketika akan kembali kepada keluarganya, Nabi Muhammad salallahu alaihissalam bersabda :
ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ، فَعَلِّمُوهُمْ
"Pulanglah kepada keluarga kamu, ajarkanlah mereka (agama)"

Hendaklah mendahulukan keluarga dalam mengajari ilmu agama, lalu tetangganya dan yang lainnya

✅ Bersemangat mengajari anak-anak kecil, terlebih bagi mereka yang semangat dalam belajar 

Imam Al A’masy seorang ahli hadits dan ahli fikih namun beliau mengumpulkan anak-anak kecil untuk diberi pengajaran. 

Lalu ada yang berkata : Kenapa engkau wahai Imam mengajari anak kecil? 

Karena mereka adalah generasi penerus yang akan meneruskan estafet perjuangan dakwah menegakkan agama Allah di masa depan. 

Dan hendaknya bersabar menghadapi pertanyaan anak-anak, banyak mendoakan mereka, serta senantiasa memberikan mereka semangat. Karena bisa jadi, diantara mereka ada yang menjadi ulama. 

Contoh : Kitab Shahih Bukhari, murupakan kitab paling shahih setelah Al-Qur'an. 

Apa sebab Imam Bukhori menulis kitab itu? 
Imam Bukhori bercerita bahwa Ishaq bin Rohawai pernah berkata kepada para pemuda (diantara pemuda itu adalah Imam Bukhori), "Jika ada diantara kalian yang mengumpulkan tulisan berupa hadits-hadits yang shahih dari Nabi Muhammad salallahu alaihissalam (hal ini akan sangat baik sekali)" 

Perkataan itu merasuk ke hati Imam Bukhari yang ketika itu masih muda belia, sehingga beliau menulis kitab tersebut. 

Siapa saja yang membaca/mempelajari Shahih Bukhari, maka pahalanya akan mengalir kepada Imam Bukhori sebagai penulis, dan juga akan mengalir kepada Ishaq bin Rohaway karena beliau yang menjadi sebab tertulisnya kitab tersebut. 

✅ Ajarkan kepada Jamaah yang ada di Masjid-masjid tempat kalian mengajar, jawab pertanyaan mereka, motivasi mereka agar mencintai ilmu, jangan membuat mereka lari, karena ada di antara mereka masih jahil, belum faham, perlu diulang lagi penjelasannya, maka bersabarlah. 

✅ Tidaklah kita berada di suatu tempat kecuali kita memberikan faidah kepada orang lain atau mengambil faidah dari orang lain, misal berikan pertanyaan agar mereka bisa berfikir sehingga mereka mendapatkan ilmu. 

Hal ini dilakukan disemua tempat yang memungkinkan, di sekolah, masjid, pesawat, kapal laut, mobil, rumah dan tempat-tempat lainnya. Sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah Ta'ala 

Walaupun mereka hanya mendapatkan 1 faedah. Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

لا تَحْقِرَنَّ مِنَ المَعروفِ شيئًا

"Jangan remehkan kebaikan sama sekali" (HR. Muslim).

Allah Ta’ala berfirman : 
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." (QS. Al-Zalzalah : 7)

Sebagaimana sebuah pohon besar, awalnya dulu adalah bibit-bibit yang kecil. Dengan berjalannya waktu menjadi besar. 

Jika hal ini dilakukan, maka oleh Allah menjadikan keberkahan pada kehidupannya

Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِمَنْ فِي أَيْدِيكُمْ مِنَ الْأَسْرَىٰ إِنْ يَعْلَمِ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ خَيْرًا يُؤْتِكُمْ خَيْرًا مِمَّا أُخِذَ مِنْكُمْ
"Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu: "Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, niscaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu" (QS. Al-Anfal : 70)

✅Bacalah kisah-kisah dari para imam, semisal Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan yang lainnya

Kisah perjalanan mereka adalah sebuah Madrasah, atau bahkan sebuah universitas.

Beliau menutup kajian dengan doa kepada para hadirin. 

Semoga ringkasan ini bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf atas segala kesalahan. 

Pondok Pesantren Madinatul Iman Lipatkain Selatan, Riau 

01 Muharram 1443 H