#INGKAR_MUNGKAR
#YANG_KEBABLASAN
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah ketika menjelaskan tentang inkar mungkar yang kebablasan dan serampangan tanpa dhawabit syar'i dalam kitabnya (I'lam Al Muwaqqi'in 4/338-339 -tahqiq Syaikh Masyhur-) :
الإِنْكَارِ عَلَى الْمُلُوكِ وَالْوُلَاةِ بِالْخُرُوجِ عَلَيْهِمْ; فَإِنَّهُ أَسَاسُ كُلِّ شَرٍّ وَفِتْنَةٍ إلَى آخِرِ الدَّهْرِ؛ وَقَدْ اسْتَأْذَنَ الصَّحَابَةُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قِتَالِ الْأُمَرَاءِ الَّذِينَ يُؤَخِّرُونَ الصَّلَاةَ عَنْ وَقْتِهَا، وَقَالُوا : أَفَلَا نُقَاتِلُهُمْ ؟ فَقَالَ : {لَا، مَا أَقَامُوا الصَّلَاةَ}؛ وَقَالَ : {مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ مَا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ وَلَا يَنْزِعَنَّ يَدًا مِنْ طَاعَتِهِ}. وَمَنْ تَأَمَّلَ مَا جَرَى عَلَى الْإِسْلَامِ فِي الْفِتَنِ الْكِبَارِ وَالصِّغَارِ رَآهَا مِنْ إضَاعَةِ هَذَا الْأَصْلِ وَعَدَمِ الصَّبْرِ عَلَى مُنْكَرٍ ; فَطَلَبَ إزَالَتَهُ فَتَوَلَّدَ مِنْهُ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْهُ
Mengingkari para raja dan penguasa dengan keluar memberontak kepadanya adalah pangkal semua kerusakan dan fitnah sepanjang masa.
Para shahabat pernah meminta ijin Rasulullah shallwallahu alaihi wasallam untuk memerangi para penguasa yang mengakhirkan shalat dari waktunya, tidakkah kami perangi mereka?
Rasulullah menjawab :
"Jangan, selama mereka masih melaksanakan shalat".
Beliau juga bersabda :
مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ مَا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ وَلَا يَنْزِعَنَّ يَدًا مِنْ طَاعَتِهِ
"Barangsiapa yang melihat perkara yang ia tidak sukai dari pemimpinnya maka bersabarlah, dan jangan melepaskan bait -ketaatan- kepadanya".
Siapa saja yang memperhatikan dalam sejarah islam tentang fitnah yang besar atau kecil adalah karena sebab hilangnya prinsip ini yaitu tidak bersabar atas kemungkaran -yang terjadi pada penguasa-, sehingga menutut untuk menghilangkan kemungkaran tersebut -dengan pemberontakan- sehingga lahirlah kemungkaran dan kerusakan yang lebih besar lagi,.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan sebagai kaedah yang bagus (I'lam Al Muwaqqi'in 4/338) :
فَإِذَا كَانَ إنْكَارُ الْمُنْكَرِ يَسْتَلْزِمُ مَا هُوَ أَنْكَرُ مِنْهُ وَأَبْغَضُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِنَّهُ لَا يَسُوغُ إنْكَارُهُ، وَإِنْ كَانَ اللَّهُ يُبْغِضُهُ وَيَمْقُتُ أَهْلَهُ
"Jika mengingkari kemungkaran mengakibatkan kemungkaran yang lebih besar dan kemungkaran yang lebih dibenci oleh Allah dan RasulNya, maka tidak boleh dilakukan. Meskipun sebenarnya Allah membenci dan memurkai pelaku kemungkaran tersebut".
Maka disinilah pentingnya bimbingan para ulama tsiqat dalam hal ingkar mungkar, agar tidak jatuh pada kemungkaran yang lebih besar dan malapetaka yang berkepanjangan. karena modal semangat saja tidak cukup, tetapi semangat dan kecemburuan beragama harus diikat dengan dhawabit syar'i.
وفقني الله وإياكم للعلم النافع والعمل الصالح وعصمني وإياكم من الفتن،.
Ustadz Muhammad Alif
https://www.facebook.com/100016790144202/posts/949927548910241/