Abu Darda’ radhiyallahu anhu berkata kepada isterinya,
“Jika engkau melihatku marah, maka redakanlah kemarahanku. Jika aku melihatmu marah kepadaku, maka aku meredakanmu. Jika tidak, kita tidak harmonis.
Ambillah pemaafan dariku, maka engkau melanggengkan cintaku.
Janganlah engkau berbicara dengan keras sepertiku, ketika aku sedang marah.
Janganlah menabuhku (untuk memancing kemarahan) seperti engkau menabuh rebana. Sebab, engkau tidak tahu bagaimana orang yang ditinggal pergi.
Janganlah banyak mengeluh sehingga melenyapkan dayaku. Lalu hatiku enggan terhadapmu. Sebab hati itu berbolak-balik.
Sesungguhnya aku melihat cinta dan kebencian dalam hati. Jika keduanya berhimpun, maka cinta pasti akan pergi...
[Disalin dari kitab Isyratun Nisaa Minal Alif Ilal Yaa, Penulis Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin Abdir Razzaq. Edisi Indonesia Panduan Lengkap Nikah Dari A Sampai Z, Penerjemah Ahmad Saikhu, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir – Bogor]
Ustadz Fitria Kurniawan