Kamis, 16 Januari 2025

Orang Indonesia yang berdakwah mengajak kepada agama Islâm dan tauhîd harus memahami Bahasa Arab dan tahu padanan kata yang paling mendekati dengan uslûb Bahasa Indonesia.

Orang Indonesia yang berdakwah mengajak kepada agama Islâm dan tauhîd harus memahami Bahasa Arab dan tahu padanan kata yang paling mendekati dengan uslûb Bahasa Indonesia. 

Ibnu Mas'ûd radhiyallâhu anhu berkata:

مَا أَنْتَ بِمُحَدِّثٍ قَوْمًا حَدِيثًا، لَا تَبْلُغُهُ عُقُولُهُمْ، إِلَّا كَانَ لِبَعْضِهِمْ فِتْنَةً
“Tidaklah engkau berbicara kepada suatu qaum dengan suatu pembicaraan yang akal mereka tidak sampai kepadanya (tidak mampu memahaminya), melainkan itu telah menjadi fitnah bagi sebagian mereka.”

'Aliy bin Abiy Thâlib radhiyallâhu 'anhu berkata:

حدثوا الناس بما يعرفون أتريدون أن يكذب الله ورسوله
"Berbicaralah kalian kepada manusia dengan pembicaran yang mereka ketahui, apakah kalian menginginkan Allâh dan rasûl-Nya didustakan."

As-Syaikh Shâlih Al-Fauzân hafizhahullâh berkata mengomentari hadîts ini:

لا يجوز تحديث الناس بما لا تدركه عقولهم.
[الملخص في شرح كتاب التوحيد، للشيخ صالح الفوزان, دار العاصمة, الطبعة الأولى، 1422ه.]

Tidak boleh berbicara kepada manusia dengan pembicaraan yang akal mereka tidak dapat memahaminya.

[Al-Mulakhkhash Fiy Syarhi Kitâbit Tauhîd karya As-Syaikh Shâlih Al-Fauzân, Dârul 'Âshimah, cetakan pertama tahun 1422 H]

As-Syaikh Ibnu 'Utsaimîn rahimahullâh berkata:

"Di antara hikmah dalam berdakwah adalah engkau tidak mengejutkan orang-orang dengan perkara yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk memahaminya, tetapi engkau dakwahkan mereka dengan perlahan-lahan sampai akal mereka menjadi normal."

[Al-Qaulyl Mufîd 2/88]