Amal dan Iman Menurut Ahlus Sunnah: Antara Tasdiq, Iqrar, dan Amal
(Mengulang Pelajaran Daurah Bersama Ustadz Dr. Ariful Bahri, Lc., MA)
> Dalam pelajaran ini, dibahas pandangan ulama terhadap hubungan antara iman dan amal:
1. Khawarij dan Mu'tazilah: Mereka mengeluarkan amal dari definisi iman. Khawarij menyatakan pelaku dosa besar kafir, sedangkan Mu'tazilah menempatkannya di posisi tengah (manzilah baina manzilatain).
2. Murji'ah: Mereka memisahkan amal dari iman. Kelompok pertama menafikan amal sepenuhnya, sementara kelompok kedua menganggapnya pelengkap saja.
3. Ahlus Sunnah wal Jama'ah: Iman mencakup keyakinan dalam hati, pengucapan dengan lisan, dan amal perbuatan. Iman bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
Dalam Ahlus Sunnah, pandangan ulama seperti Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i, dan Ahmad menunjukkan variasi pendekatan terhadap amal dalam iman. Meski Abu Hanifah tidak memasukkan amal dalam definisi iman, beliau tetap menekankan pentingnya amal sebagai bagian dari kehidupan seorang Muslim. Imam Malik, Asy-Syafi’i, dan Ahmad sepakat bahwa amal adalah bukti keimanan yang sejati.
Ibn Taymiyah bahkan menegaskan bahwa iman mencakup seluruh aspek: keyakinan, ucapan, dan amal, serta sifatnya bertambah dan berkurang.
Mari bersama kita pelajari konsep iman dan amal ini lebih dalam. Jika ada pertanyaan atau ingin berbagi pandangan, silakan tulis di komentar!
https://www.facebook.com/share/p/1GQEMFZopm/