Minggu, 19 Januari 2025

Karya "Ulama Asy'ari" yang dikaji oleh Ulama Saudi

Karya "Ulama Asy'ari" yang dikaji oleh Ulama Saudi 

Beberapa ulama besar seperti Imam Nawawi dan Imam Ibnu Hajar, kerap kali disebut sebagai ulama pengikut madzhab akidah Asy'ariyah. 

Padahal, kedua ulama ini, seperti banyak ulama yang lainnya, beliau adalah independen. 

Seorang mujtahid sudah terbiasa menentukan hukum, kadang sesuai dengan pendapat golongan A, dan kadang bersesuaian dengan golongan B. 

Dalam hal ta'wil sifat Allah, kedua ulama ini disebut bersesuaian dengan pendapat mainstream Asy'ariyah.

Meskipun dalam hal lain, kadang juga bersesuaian dengan keyakinan Salafiyah. 

Karena ulama ini tidak mengibarkan dan tidak mengikrarkan diri menjadi seorang Asy'ari dengan terang, dan juga pastinya tidak memiliki kartu tanda anggota Asy'ariyah, maka kerap kali ada saling klaim dari kedua kubu: Asy'ari dan Salafi. 

Guru-guru kami di Saudi, sangat ihtiram dan hormat sekali kepada dua ulama ini. 

Banyak kajian rutin hingga daurah yang khusus membahas karya beliau berdua. 

Syaikh Abdul Aziz bin Baz, telah mensyarah kitab Riyadhus Shalihin, milik Imam Nawawi.

Kajian kitab Riyadhus Shalihin juga populer diajarkan ke masyarakat dan kadang didaurahkan.

Bahkan Guru Besar Fikih dan Ushul Fikih di King Saud University (KSU) Riyadh, Syaikh Prof. Dr. Sa'ad bin Nashir Asy Syatsri rutin setiap Sabtu bada Ashar mengkaji kitab Al Majmu Syarh Al Muhadzzab karya Imam Nawawi. 

Kemudian berikutnya Kitab Bulughul Maram, karya Al Hafidz Ibnu Hajar, juga sering dikaji oleh para ulama Saudi. 

Baru pekan lalu, Syaikh Dr. Abdullah Al Anqari mengadakan daurah dengan mengkaji kitab ini. 

Beliau adalah pakar akidah yang lama mengajar di jurusan Studi Islam di King Saud University (KSU) Riyadh. 

Al Muhaddits Al Kabir Syaikh Abdullah As Sa'ad pernah mengadakan daurah membacakan kitab ini disertai ta'liq dari awal sampai akhir. 

Syaikh Abdul Qadir Syaibatul Hamd menulis kitab Syarah Bulughul, dibagikan gratis kepada mahasiswa. 

Beliau dulu mengajar di Universitas Islam Madinah dan juga di Masjid Nabawi. 

Syarah lain dari Bulughul Maram adalah karya Dr. Abdullah Al Fauzan dengan nama Minhatul Allam. Juga ada Taudhihul Ahkam karya Al Bassam. 

Dan bahkan ulama tersohor: Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, telah mensyarah kitab ini dengan nama Fath Dzil Jalal Wal Ikram, yang kitabnya jika dikumpulkan semua jilidnya sekardus besar, dibagikan gratis oleh Ifta Saudi kepada para mahasiswa.

Syaikh Shalih Al Fauzan, alim Salafi saat ini, juga ikut menulis kitab berjudul Ithaf Al Kiram, sebuah syarah untuk Kitabul Jami dalam kitab Bulughul Maram. 

Kitab-Kitab "Ulama Asy'ari" Terjaga Baik di Perpustakaan Saudi 

Karya para ulama, baik yang mengaku sebagai Asy'ari langsung atau yang memiliki beberapa pendapat yang bersesuaian dengan akidah Asy'ariyah, dijaga dengan baik di perpustakaan-perpustakaan Saudi. 

Bukan hanya kitab-kitab fikih madzhab, tapi juga kitab yang menjelaskan tentang sifat 20, juga masih tertata rapih di rak-rak perpustakaan Saudi. 

Dan bahkan karya ulama Nusantara dalam bidang akidah Asy'ariyah, seperti Syaikh Nawawi Al Bantani, ada kitab Tijan Ad Darari, Fathul Majid, dan Nurudz Dzolam, itu  ada di perpustakaan Saudi yang tersebar di Riyadh, Mekkah, hingga Madinah. 

Pelajaran yang Bisa Diambil:

Banyak hikmah dari hal ini, diantaranya: 

1) Para ulama tetap bersikap inshaf dan mengambil ilmu pada kitab karya ulama yang diklaim sebagai Asy'ari. 

2) Imam Nawawi dan Ibnu Hajar adalah ulama independen, seorang mujtahid, yang banyak kesesuaian pemikirannya dengan akidah Salafiyah. Meskipun memang diakui ada beberapa hal bersesuaian dengan akidah Asy'ariyah. 

3) Banyaknya buku-buku karya ulama Asy'ariyah di perpustakaan Saudi, jadi bukti bahwa tidak ada penghancuran terhadap karya ulama yang berbeda pendapat dengan akidah Salafiyah yang mainstream di Saudi. 

---

Riyadh, 19 Januari 2025
Ustadz budi marta saudin