Selasa, 21 Januari 2025

๐—™๐—ฎ๐—ถ๐—ฑ๐—ฎ๐—ต ๐—ธ๐—ฎ๐—ท๐—ถ๐—ฎ๐—ป ๐—ฆ๐˜†๐—ฎ๐—ฟ๐—ต ๐—”๐—น-๐—”๐—พ๐—ถ๐—ฑ๐—ฎ๐—ต ๐—ฎ๐˜๐—ต-๐—ง๐—ต๐—ฎ๐—ต๐—ฎ๐˜„๐—ถ๐˜†๐—ฎ๐—ต ๐—ธ๐—ฎ๐—ฟ๐˜†๐—ฎ ๐—ฎ๐—น-๐—œ๐—บ๐—ฎ๐—บ ๐—”๐—ฏ๐˜‚ ๐—๐—ฎ'๐—ณ๐—ฎ๐—ฟ ๐—ฎ๐˜๐—ต-๐—ง๐—ต๐—ฎ๐—ต๐—ฎ๐˜„๐—ถ๐˜† ๐—ฎ๐—น-๐—›๐—ฎ๐—ป๐—ฎ๐—ณ๐—ถ๐˜† ๐—ผ๐—น๐—ฒ๐—ต ๐˜€๐˜†๐—ฎ๐—ถ๐—ธ๐—ต๐˜‚๐—ป๐—ฎ ๐—ฃ๐—ฟ๐—ผ๐—ณ. ๐—ฆ๐—ต๐—ฎ๐—น๐—ฒ๐—ต ๐—ฆ๐—ถ๐—ป๐—ฑ๐—ถ

๐—™๐—ฎ๐—ถ๐—ฑ๐—ฎ๐—ต ๐—ธ๐—ฎ๐—ท๐—ถ๐—ฎ๐—ป ๐—ฆ๐˜†๐—ฎ๐—ฟ๐—ต ๐—”๐—น-๐—”๐—พ๐—ถ๐—ฑ๐—ฎ๐—ต ๐—ฎ๐˜๐—ต-๐—ง๐—ต๐—ฎ๐—ต๐—ฎ๐˜„๐—ถ๐˜†๐—ฎ๐—ต ๐—ธ๐—ฎ๐—ฟ๐˜†๐—ฎ ๐—ฎ๐—น-๐—œ๐—บ๐—ฎ๐—บ ๐—”๐—ฏ๐˜‚ ๐—๐—ฎ'๐—ณ๐—ฎ๐—ฟ ๐—ฎ๐˜๐—ต-๐—ง๐—ต๐—ฎ๐—ต๐—ฎ๐˜„๐—ถ๐˜† ๐—ฎ๐—น-๐—›๐—ฎ๐—ป๐—ฎ๐—ณ๐—ถ๐˜† ๐—ผ๐—น๐—ฒ๐—ต ๐˜€๐˜†๐—ฎ๐—ถ๐—ธ๐—ต๐˜‚๐—ป๐—ฎ ๐—ฃ๐—ฟ๐—ผ๐—ณ. ๐—ฆ๐—ต๐—ฎ๐—น๐—ฒ๐—ต ๐—ฆ๐—ถ๐—ป๐—ฑ๐—ถ

Kalau di Mataram, sekian tahun silam, di awal-awal ngaji, yang ditunggu-tunggu adalah kajian ustadzuna Mizan Qudsiyah, MA hafidzahullah yang kala itu membahas kitab tauhid. Itu setiap malam Selasa. Kalau di Pekanbaru, selain pelajaran harian mulazamah ilmu hadits bersama syaikhuna Dr. Abulhasan Ali hafidzahullah, kajian pekanan yang ditunggu-tunggu adalah kajian ustadzuna Dr. Dasman Yahya Ma'aliy hafidzahullah. Kajian yang diampu oleh alumni doktor hadits Madinah sekaligus menjadi pengampu tesis saya ini membahas kitab ar-Risalah karya imam asy-Syafi'iy rahimahullah tiap Jumat pagi usai shalat Subuh.

Sementara di Madinah ini, kajian pekanan yang ditunggu-tunggu adalah majelis syarh Kitab Akidah Thahawiyah yang diampu oleh syaikhuna Prof. Shaleh Sindiy. Kitab lanjutan dalam bidang akidah ini dibahas beliau setiap malam Selasa di masjid Balawiy, tak jauh dari kampus Univ. Islam Madinah.

Ramai sekali penuntut ilmu yang hadir hingga memenuhi masjid Balawiy. Nuansa keilmuan di majelis ini begitu kental. Bikin hati klepek-klepek. Kebanyakan yang hadir adalah mahasiswa UIM karena memang dekat dengan asrama, tentu selain karena kepakaran pemateri ini di bidangnya.

Saya bersyukur bisa ikut majelis akidah di kota Nabi shallallahu alaihi wasallam, bisa meneguk kemurnian akidah salaf langsung di kota kenabian. Ibarat meneguk kemurniaan air, itu langsung terteguk manis di sumber aslinya. Kesegarannya terasa.

Pertemuan ini adalah pertemuan perdana setelah liburan kuliah. Menjadi kebiasaan di sini, sejumlah majelis ikut libur ketika kampus-kampus di Madinah persiapan ujian semester dan juga ketika liburan.

Pertemuan ini tiba membahas kalam Ath-Thahawiy rahimahullah:

‏ูˆู†ุคู…ู† ุงู„ุจุนุซ ูˆุฌุฒุงุก ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ ูˆุงู„ุนุฑุถ ูˆุงู„ุญุณุงุจ ูˆู‚ุฑุงุกุฉ ุงู„ูƒุชุงุจ ูˆุงู„ุซูˆุงุจ ูˆุงู„ุนู‚ุงุจ ูˆุงู„ุตุฑุงุท ูˆุงู„ู…ูŠุฒุงู†

"Kami mengimani kebangkitan, balasan amal di hari kiamat, al-'ardh, hisab, pemaparan lembaran amal, adanya pahala, balasan dosa, shirath dan mizan."

Saat mensyarh kalam Thahawiy, terutama tentang dipampangkan dan diperlihatkan amal-amal para hamba yang tak akan bisa dipungkiri dan diingkari sang hamba di hari hisab nanti, syaikhuna Shaleh Sindiy menahan tangisnya agak lama. Penjelasan dan isak tangis ini menjadikan kami semua ikut merasakan betapa ngerinya kelak hari kiamat, hari penuh penyelasan. 

Di antara hal yang beliau paparkan sekilas adalah khilaf terkait kondisi pelaku maksiat saat menerima catatan amal. Ketika orang beriman menerima catatan amal dengan tangan kanan dari arah depan dan orang kafir dengan tangan kiri dari arah belakang, ulama khilaf terkait pelaku maksiat apakah menerima catatan amal dengan tangan kanan sebelum masuk neraka atau tangan kanan usai masuk neraka ataukah dengan tangan kiri dari depan. Yang jelas akan beda dengan kondisi orang beriman dan orang kafir. Kata beliau, utk hal-hal semacam ini lebih idealnya sukut/tidak membahas detail karena memang urusan hari kiamat adalah hal ghaib yang tak bisa dijangkau dan dieksplorasi akal. 

Usai menjelaskan kalimat per kalimat matan kitab, syaikhuna Shalih Sindiy menyebutkan sejumlah dhawabit tentang Tsawab/ุซูˆุงุจ/pahala dan Iqab/ุนู‚ุงุจ/balasan dosa:

 1. Pahala juga diberikan oleh Allah di dunia, tidak hanya di akhirat. Pun balasan dosa demikian, ada yang diberikan di dunia, sebelum akhirat.

2. Allah tidak dzalim terhadap para hamba. Allah berikan pahala untuk para hamba walaupun terhadap amal atau kebaikan yang sedikit yang dilakukan sang hamba. Sementara dosa, Allah tak timpakan dosa kepada hamba atas sesuatu yang tidak ia lakukan. 

3. Pahala adalah murni kebaikan dari Allah; sementara amal shaleh adalah sebab untuk meraih pahala. Pahala adalah sesuatu yang Allah wajibkan diri-Nya sendiri untuk dianugerahkan kepada para hamba, bukan paksaan dari hamba agar mereka dibalas dengan kebaikan.

4. Allah mengucurkan pahala kepada para hamba bukan setara dengan amal yang dilakukan hamba namun pahala yang Allah berikan tersebut berkali-kali lipat dibanding amal tersebut. Terkait ganjaran dosa, Allah tak berikan ganjaran berlebih dari kadar dosa yang dilakukan.

5. Allah memberikan pahala tidak hanya karena dzat amal, namun juga karena semua hal yang terkait dengan amal baik sebab terjadinya amal atau hal-hal terkait. Misalnya: seorang penuntut ilmu bisa fokus belajar dan berdakwah. Menuntut ilmu dan berdakwah adalah amal shaleh. Allah tak hanya berikan kebaikan karena amal tersebut, Allah juga berikan kebaikan kepada mereka yang menanggung proses biaya menuntut ilmu sang penuntut ilmu sekaligus ia berdakwah. Contoh lain, adalah pahala keteladanan. Amal yang diteladani pihak lain juga wasilah pahala, tidak hanya pahala utk amal tsb.

Demikian pula ganjaran dosa, tidak hanya terkait dosa, juga ganjaran terhadap siapa saja yang punya saham dalam tersebarnya dosa dan keburukan.
 
6. Untuk raihan pahala, dipersyaratkan dua hal: (1) Syarat: islam, ikhlas, mutaba'ah. (2) Tidak adanya penghalang pahala berupa: pembatal amal shaleh dan juga keburukan yang lebih besar dibanding amal saat penimbangan amal shaleh.

Dan faidah-faidah lainnya.

_____
Madinah, kota Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Yani Fahriansyah, MH.