Selasa, 28 Januari 2025

Kunjungi Ustadzmu!

Kunjungi Ustadzmu!

Di antara sifat jelek para penuntut ilmu di negeri kita ini adalah mereka tidak biasa mengunjungi para ustadz yang telah mengajarkan mereka ilmu yang bermanfaat. Mungkin kita beralasan takut merepotkan, atau sungkan atau alasan lainnya.

Padahal, mereka sangat gembira dan bahagia apabila dikunjungi oleh anak didiknya. Akan tetapi yang ada, setelah lulus dari pesantren, lulus dari kuliah, tidak pernah muncul lagi untuk berkunjung atau sekedar menelpon menanyakan dan memberi kabar. Terlebih harusnya kita kembali menimba ilmu darinya, dan duduk bermajlis kepadanya, walaupun sudah menjadi orang besar mungkin.

Belum lama ini, ana baru tersadar bahwa perbuatan ini adalah sebuah kesalahan. Ketika bertemu dengan dosen di Lipia yg sudah 2 tahun lebih tak berjumpa, beliau sangat mengharapkan kita mengunjungi mereka, menyapa dan memberikan kabar. Bahkan sebagian mahasiswa sudah di cap sebagai "Tholib durhaka" karena lupa kepada gurunya.

Di tambah lagi setelah lama libur panjang di pondok, guru kami di mahad minhajus sunnah juga berkata:" kenapa ente ga pernah telpon ana pas liburan? Segitu sibukkah ente sampe gak mau kasih kabar?!." 

Ternyata Syaikh Abdul Aziz as-Sadhan juga memberikan nasehat buat pelajar agar sering mengunjungi ustadz mereka yang telah banyak berjasa kepada mereka.

"Selayaknya bagi seorang pelajar dia tidak terputus untuk mengunjungi para ulama ;karena manfaatnya akan kembali kepada dirinya sendiri. Bahkan ini merupakan akhlak seorang penuntut ilmu kepada guru-guru (yang telah mengajarkan mereka ka). Mereka memiliki jasa  -setelah Allah Azza wa Jalla- dalam mengajarkannya

Bahkan kalaulah mereka bukanlah guru-guru (yang mengajarkannya) ;maka termasuk dari mengetahui hak para ulama adalah: mengunjungi mereka di kala mereka sedang sehat, dan juga menjenguk mereka ketika mereka sedang sakit, serta mengiringi jenazah mereka.

Kapan saja seorang pelajar merasa bahwa salah satu gurunya  telah mencelanya karena ia tidak mengunjunginya; maka hendaknya ia bersegera untuk menyambungnya, atau mengunjunginya, dan hendaknya ia mengakui keutamaannya dan menjelaskan udzurnya dan ketahuilah bahwasanya apabila seorang pelajar terputus dari mengunjungi gurunya; maka yang mengunjungi syaikh tersebut di antara mereka ada yang lebih mulia darinya.

Telah datang dalam biografi al-Hasan bin al Fadhl -salah seorang ulama- ketika dia sudah tua dan lanjut usia, ia di bawa di atas tandu. Maka lewatlah seorang penuntut ilmu yang sudah besar (salah satu muridnya) dan dia bersamanya para jamaah. Maka al Hasan membuka tirainya dan berkata: "siapa mereka?", mereka berkata:" Fulan, dan bersamanya ada jamaahnya"  maka berkata al Hasan: " ya... Subhanallah...!! Setelah mengunjungi kami di kampung ini Ishaq bin Rahawaih dan Muhammad bin Rofi' melewati kami si Fulan dan tidak mengucapkan salam kepada kami!!"

[Ma'alim fi thoriq tholabul ilmi, hlm (67-68)]

✍️Ust Dika wahyudi Lc. حفظه الله تعالى
ustadz ihsan hafid