Ath-Thabari Menakwil Shifat 'Uluw?
Oleh : Ustadz A Taslim
Tak satupun ulama yang bicara maqalaat dalam akidah menyatakan demikian. Tiba-tiba ada di era kontemporer ini orang yang bermodalkan satu pernyataan Ath-Thabari yang mengilzam lawan debatnya lalu berani menyimpulkan bahwa itulah pendapat Ath-Thabari, lalu dia tidak hiraukan sekian banyak nash dari Ath-Thabari masih dalam tafsirnya yang tegas menyatakan Allah di langit atau di atas 'Arsy.
Berikut ini adalah screen shoot dari kitab Al-Asna fii Syarh Asmaa` Allah Al-Husna karya Imam Al-Qurthubi sang mufassir.
Di sini dia jujur memasukkan Ath-Thabari sebagai orang yang berpendapat bahwa Allah itu di 'Arsy secara dzat-Nya, bukan hanya kekuasaan-Nya yang di atas 'Arsy atau yang tinggi hanyalah kekuasaan, bukan 'uluw adz-dzaat.
Al-Qurthubi mensejajarkan Ath-Thabari dengan para Imam ahli hadits dan juga didukung oleh Abu Bakar Al-Baqillani di kalangan asya'irah serta membedakannya dari qaul kelima di atasnya.
Pada qaul kelima adalah pendapat yang mengatakan bahwa yang istiwa` itu adalah keagungan dan keperkasaan Allah, itu mirip dengan perkataan Ath-Thabari yang mengilzam lawannya yang dinukil orang tersebut dalam tafsirnya lalu menyimpulkan itulah pendapat Ath-Thabari. Padahal jelas Al-Qurthubi membedakannya dan memasukkan Ath-Thabari sebagai shahibul qaul yang keenam.
Pada tahap ini bukan kita ingin mendukung atau menolak, tapi jujurlah dalam menisbahkan perkataan, jangan taqawwul.
Uniknya lagi di halaman 132, Al-Qurthubi mengakui bahwa pendapat yang paling jelas (paling kuat) secara dalil adalah pendapat yang mengatakan Allah di atas 'Arsy, terpisah dari makhluk.
Ini adalah pendapat salaf dan ahlul hadits yang diadopsi oleh semua yang berintisab ke salaf.
Tapi anehnya lagi Al-Qurthubi tidak mau berpendapat begitu. Tapi setidaknya Al-Qurthubi jujur, bukan mengaburkan pendapat orang.