Berdalil dengan sahabat Abu Bakar tentang bolehnya isbal jika tanpa kesombongan, tertolak dari beberapa sisi:
1. Abu Bakar tidak bermaksud isbal, sarungnya turun bukan karena pilihannya.
2. Abu Bakar semangat untuk memperbaiki posisi sarungnya, buktinya beliau sering mengecek dan tidak membiarkannya melewati mata kaki.
3. Hadist Abu Bakar tersebut bahkan dalil tentang haramnya isbal. Karena Abu Bakar paham, seorang muslim tidaklah menjulurkan kainnya melebihi mata kaki. Oleh karenanya, beliau bertanya kepada Nabi.
4. Nabi memberikan persaksian bahwa Abu Bakar tidaklah melakukan itu karena sombong. Siapa kira-kira yg bisa dapat stempel kayak gini dari Nabi?
Syaikh Abdullah al-Fauzan dalam kitab beliau al-fawaid al-majmu'ah.
Ustadz wiwid hardi